Demonstrasi Anti-China Berlangsung di Hongkong
A
A
A
HONGKONG - Sedikitnya 200 orang yang mayoritas adalah warga Vietnam memenuhi jalanan kota Hongkong untuk melakukan demonstrasi anti-China pada Minggu (25/5/2014). Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap sikap China yang melakukan pengeboran di Laut China Selatan.
Seperti dilansir Reuters, ratusan demonstran tersebut melakukan aksinya di depan kantor Kementerian Luar Negeri China yang berada di Hongkong. Mereka membawa atribut bendera Vietnam serta menyanyikan lagu-lagu patriotisme Vietnam.
“Seperti yang seluruh dunia tahu, saat ini China telah melanggar wilayah perairan negeri kami. Kami mencintai negeri kami,” ungkap Mo Pak Fung, salah seorang pemimpin protes yang merupakan pencetus aksi tersebut.
“Kami datang ke sini dengan harapan, mereka (China) akan meninggalkan wilayah perairan Vietnam. Kami tidak ingin perang antara kedua negara,” Fung menambahkan. Dia sendiri sudah tinggal di Hongkong selama 25 tahun.
Para demonstran tersebut membawa spanduk besar yang bertuliskan “Kami cinta damai, tarik kilang minyak 981 dari wilayah perairan kami” dan “Kami perlu bantuan dari masyarakat internasional”. Ini merupakan aksi terbaru, setelah serangkaian aksi yang terjadi di Vietnam.
Seperti dilansir Reuters, ratusan demonstran tersebut melakukan aksinya di depan kantor Kementerian Luar Negeri China yang berada di Hongkong. Mereka membawa atribut bendera Vietnam serta menyanyikan lagu-lagu patriotisme Vietnam.
“Seperti yang seluruh dunia tahu, saat ini China telah melanggar wilayah perairan negeri kami. Kami mencintai negeri kami,” ungkap Mo Pak Fung, salah seorang pemimpin protes yang merupakan pencetus aksi tersebut.
“Kami datang ke sini dengan harapan, mereka (China) akan meninggalkan wilayah perairan Vietnam. Kami tidak ingin perang antara kedua negara,” Fung menambahkan. Dia sendiri sudah tinggal di Hongkong selama 25 tahun.
Para demonstran tersebut membawa spanduk besar yang bertuliskan “Kami cinta damai, tarik kilang minyak 981 dari wilayah perairan kami” dan “Kami perlu bantuan dari masyarakat internasional”. Ini merupakan aksi terbaru, setelah serangkaian aksi yang terjadi di Vietnam.
(esn)