Ketika gebrakan hukum Syariah jadi bumerang Sultan Brunei
A
A
A
Sindonews.com –Pemimpin Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah menjadi sorotan dunia. Pemicunya tak lain adalah karena dia menerapkan hukum Syariah, di mana di dalamnya memuat praktik hukum rajam bagi pezina dan kaum homo seksual.
Dalam pengumumuman penerapan hukum Syariah, sang Sultan mengklaim itu atas kewajibannya sebagai pemimpin yang menjalankan perintah Tuhan. Namun, gebrakan hukum Syariah itu kini menjadi bumerang baginya. Sebab, berbagai cerita kehidupan kelam Sultan dan kerabatnya bermunculan.
Singkatnya, jika hukum Syariah diterapkan secara adil, maka Sultan dan kerabatnya juga wajib dihukum sesuai hukum Syariah yang telah dia berlakukan. Bumerang itu muncul dari berbagai media Barat yang ramai-ramai melansir laporan “kehidupan nakal” Sultan dan kerabatnya.
Majalah Frontpage misalnya, mengulas kehidupan pribadi Sultan, putranya, Abdul Azim, dan adiknya Pengeran Jefri Bolkiah. Dalam laporannya, media itu menuduh putra kesayangan Sultan Brunei itu gemar menggelar pesta dengan selebriti Hollywood.
Cerita aib kerabat Sultan
”Pangeran Azim, anak kesayangan Sultan Brunei juga menghabiskan banyak uang untuk menjemput selebiriti untuk merayakan ulang tahunnya dan menghabiskan waktu untuk berpesta di Barat,” tulis Daniel Greenfield, wartawan media itu dalam sebuah artikel. Putra Sultan juga disebut pernah mabuk bersama mendiang Michael Jackson.
Media lain, Pagesix, bahkan mengungkap aib adik Sultan, yakni Pangeran Jefri Bolkiah. Tak tanggung-tanggung media ini menyebut Jefri mempunyai hampir 40 pelacur yang ada di Hotel Dorchester, London. Adik Sultan juga digambarkan sebagai pribadi yang boros, di mana benda-benda koleksinya bernilai jutaan dolar.
Kantor berita Reuters juga menulis, “kehidupan nakal” Jefri yang serupa dengan laporan media-media Barat lainnya. Baik Sultan, maupun keluarga kerajaan belum memberikan klarifikasi atas berbagai laporan miring yang menyerang kehidupan kerabat Sultan.
Meski ditanggapi sinis oleh berbagai pihak, terutama negara-negara Barat bahkan PBB, gebrakan hukum Syariah Sultan Hassanal Bolkiah Usaha Brunei mendapat pujian beberapa ahli politik konservatif di Malaysia.
Rajam tak diterapkan langsung
Menteri Besar Kelantan, Ahmad Yakub menyampaikan ucapan selamat atas keputusan berani Sultan Hasssanal. Terinspirasi Brunei, Kelantan yang merupakan negara bagian di Malaysia ingin menerapkan hal serupa.
Gebrakan Sultan Brunei itu cukup membuat takut kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Kelompok itu semula ingin menggelar konferensi di hotel milik Sultan Brunei, namun bergegas membatalkannya.
Kelompok advokasi LGBT, The Gill Action Fund, memilih memboikot hotel milik Sultan Hassanal sebagai bentuk protes atas gebrakan sang Sultan. ”Mengingat kebijakan anti-gay yang mengerikan, yang disetujui oleh Pemerintah Brunei, Gill Action membuat keputusan untuk memindah lokasi konferensinya dari Beverly Hills Hotel ke hotel lain,” kata kata Direktur Eksekutif Gill Action, Kirk Fordham.
Tapi Sultan Hassanal tak mau ambil pusing dengan protes-protes itu, termasuk dari PBB sekalipun. ”Hari ini, saya menempatkan iman saya dan berterima kasih kepada Tuhan yang Mahakuasa untuk mengumumkan bahwa besok , Kamis 1 Mei 2014, akan melihat penegakan hukum Syariah fase satu, yang harus diikuti oleh fase berikutnya,” kata Bolkiah dalam pidatonya, Rabu (30/4/2014) lalu.
Hukum Syariah Islam juga akan berlaku untuk warga non-Muslim. Fase pertama dari Syariah Islam adalah penerapan denda atau penjara bagi wanita yang hamil di luar nikah, menyebarkan agama-agama lain dan meninggalkan salat Jumat bagi warga Muslim.
Fase kedua akan berlaku setelah satu tahun dari fase pertama. Pada fase kedua, Syariah Islam menerapkan hukum cambuk dan amputasi bagi penenggak alkohol.
Kemudian fase terakhir atau ketiga berlaku dua tahun setelah fase pertama. Fase ketiga menerapkan hukum rajam bagi pezina, pelaku sodomi, dan penghina Alquran dan Nabi Muhammad.
Dalam pengumumuman penerapan hukum Syariah, sang Sultan mengklaim itu atas kewajibannya sebagai pemimpin yang menjalankan perintah Tuhan. Namun, gebrakan hukum Syariah itu kini menjadi bumerang baginya. Sebab, berbagai cerita kehidupan kelam Sultan dan kerabatnya bermunculan.
Singkatnya, jika hukum Syariah diterapkan secara adil, maka Sultan dan kerabatnya juga wajib dihukum sesuai hukum Syariah yang telah dia berlakukan. Bumerang itu muncul dari berbagai media Barat yang ramai-ramai melansir laporan “kehidupan nakal” Sultan dan kerabatnya.
Majalah Frontpage misalnya, mengulas kehidupan pribadi Sultan, putranya, Abdul Azim, dan adiknya Pengeran Jefri Bolkiah. Dalam laporannya, media itu menuduh putra kesayangan Sultan Brunei itu gemar menggelar pesta dengan selebriti Hollywood.
Cerita aib kerabat Sultan
”Pangeran Azim, anak kesayangan Sultan Brunei juga menghabiskan banyak uang untuk menjemput selebiriti untuk merayakan ulang tahunnya dan menghabiskan waktu untuk berpesta di Barat,” tulis Daniel Greenfield, wartawan media itu dalam sebuah artikel. Putra Sultan juga disebut pernah mabuk bersama mendiang Michael Jackson.
Media lain, Pagesix, bahkan mengungkap aib adik Sultan, yakni Pangeran Jefri Bolkiah. Tak tanggung-tanggung media ini menyebut Jefri mempunyai hampir 40 pelacur yang ada di Hotel Dorchester, London. Adik Sultan juga digambarkan sebagai pribadi yang boros, di mana benda-benda koleksinya bernilai jutaan dolar.
Kantor berita Reuters juga menulis, “kehidupan nakal” Jefri yang serupa dengan laporan media-media Barat lainnya. Baik Sultan, maupun keluarga kerajaan belum memberikan klarifikasi atas berbagai laporan miring yang menyerang kehidupan kerabat Sultan.
Meski ditanggapi sinis oleh berbagai pihak, terutama negara-negara Barat bahkan PBB, gebrakan hukum Syariah Sultan Hassanal Bolkiah Usaha Brunei mendapat pujian beberapa ahli politik konservatif di Malaysia.
Rajam tak diterapkan langsung
Menteri Besar Kelantan, Ahmad Yakub menyampaikan ucapan selamat atas keputusan berani Sultan Hasssanal. Terinspirasi Brunei, Kelantan yang merupakan negara bagian di Malaysia ingin menerapkan hal serupa.
Gebrakan Sultan Brunei itu cukup membuat takut kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Kelompok itu semula ingin menggelar konferensi di hotel milik Sultan Brunei, namun bergegas membatalkannya.
Kelompok advokasi LGBT, The Gill Action Fund, memilih memboikot hotel milik Sultan Hassanal sebagai bentuk protes atas gebrakan sang Sultan. ”Mengingat kebijakan anti-gay yang mengerikan, yang disetujui oleh Pemerintah Brunei, Gill Action membuat keputusan untuk memindah lokasi konferensinya dari Beverly Hills Hotel ke hotel lain,” kata kata Direktur Eksekutif Gill Action, Kirk Fordham.
Tapi Sultan Hassanal tak mau ambil pusing dengan protes-protes itu, termasuk dari PBB sekalipun. ”Hari ini, saya menempatkan iman saya dan berterima kasih kepada Tuhan yang Mahakuasa untuk mengumumkan bahwa besok , Kamis 1 Mei 2014, akan melihat penegakan hukum Syariah fase satu, yang harus diikuti oleh fase berikutnya,” kata Bolkiah dalam pidatonya, Rabu (30/4/2014) lalu.
Hukum Syariah Islam juga akan berlaku untuk warga non-Muslim. Fase pertama dari Syariah Islam adalah penerapan denda atau penjara bagi wanita yang hamil di luar nikah, menyebarkan agama-agama lain dan meninggalkan salat Jumat bagi warga Muslim.
Fase kedua akan berlaku setelah satu tahun dari fase pertama. Pada fase kedua, Syariah Islam menerapkan hukum cambuk dan amputasi bagi penenggak alkohol.
Kemudian fase terakhir atau ketiga berlaku dua tahun setelah fase pertama. Fase ketiga menerapkan hukum rajam bagi pezina, pelaku sodomi, dan penghina Alquran dan Nabi Muhammad.
(mas)