Klaim baru, MH370 jatuh di Teluk Benggala
A
A
A
Sindonews.com – Perusahaan tekonologi swasta mengklaim menemukan lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH370 ada di Teluk Benggala. Namun, Badan Pusat Koordinasi Bersama Australia (JaCC) mengabaikan informasi itu, dan tetap meyakini pesawat itu jatuh di Samudera Hindia selatan.
Teluk Benggala terletak di antara India dan Myanmar. Lokasinya sejauh ribuan mil dari area pencarian pesawat MH370 saat ini. Asumsi baru ihwal jatuhnya pesawat MH370 di Teluk Bengala berdasarkan laporan perusahaan survei geofisika Australia GeoResonance. (Baca: Pilot AS klaim temukan lokasi reruntuhan MH370)
“Perusahaan ini tidak menyatakan itu adalah MH370, namun harus diselidiki,” kata pihak GeoResonance dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Rabu (30/4/2014).
Perusahaan itu mengaku sudah menyampaikan informasi temuan tersebut kepadaMalaysia Airlines dan Kedutaan Malaysia dan China di Australia pada 31 Maret 2014. JaCC juga diberi informasi itu pada 4 April 2014 .
”Perusahaan dan direktur terkejut dengan kurangnya respon dari berbagai pihak berwenang,” lanjut GeoResonance . “Ini mungkin karena kurangnya pemahaman tentang perusahaankemampuan teknologi kami, atau JaCC sangat sibuk , atau keyakinan bahwa pencarian saat ini di Samudera Hindia selatan adalah satu-satunya lokasi yang masuk akal untuk menemukan reruntuhan (MH370).”
GeoResonance mengatakan di situsnya, bahwa mereka menawarkan metode yang telah terbukti dari survei geofisika yang mendeteksi objek elektromagnetik dari berbagai unsur kimia.
Pesawat MH370 yang membawa 239 orang hilang pada 8 Maret 2014, setelah lepas landas dari Kuala Lumpur ke Beijing. Baik Malaysia maupun Australia yakin pesawat itu jatuh di Samudera Hindia, namun pencarian yang dilakukan lebih dari 50 hari belum membuahkan hasil.
Teluk Benggala terletak di antara India dan Myanmar. Lokasinya sejauh ribuan mil dari area pencarian pesawat MH370 saat ini. Asumsi baru ihwal jatuhnya pesawat MH370 di Teluk Bengala berdasarkan laporan perusahaan survei geofisika Australia GeoResonance. (Baca: Pilot AS klaim temukan lokasi reruntuhan MH370)
“Perusahaan ini tidak menyatakan itu adalah MH370, namun harus diselidiki,” kata pihak GeoResonance dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Rabu (30/4/2014).
Perusahaan itu mengaku sudah menyampaikan informasi temuan tersebut kepadaMalaysia Airlines dan Kedutaan Malaysia dan China di Australia pada 31 Maret 2014. JaCC juga diberi informasi itu pada 4 April 2014 .
”Perusahaan dan direktur terkejut dengan kurangnya respon dari berbagai pihak berwenang,” lanjut GeoResonance . “Ini mungkin karena kurangnya pemahaman tentang perusahaankemampuan teknologi kami, atau JaCC sangat sibuk , atau keyakinan bahwa pencarian saat ini di Samudera Hindia selatan adalah satu-satunya lokasi yang masuk akal untuk menemukan reruntuhan (MH370).”
GeoResonance mengatakan di situsnya, bahwa mereka menawarkan metode yang telah terbukti dari survei geofisika yang mendeteksi objek elektromagnetik dari berbagai unsur kimia.
Pesawat MH370 yang membawa 239 orang hilang pada 8 Maret 2014, setelah lepas landas dari Kuala Lumpur ke Beijing. Baik Malaysia maupun Australia yakin pesawat itu jatuh di Samudera Hindia, namun pencarian yang dilakukan lebih dari 50 hari belum membuahkan hasil.
(mas)