MH370 ditakutkan tak jatuh di Samudera Hindia
A
A
A
Sindonews.com – Di saat pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 telah memasuki hari ke-45 (21/4/2014), para penyidik mulai mengkhawatirkan, jika pesawat itu jatuh di tempat lain, bukan di Samudera Hindia selatan.
Kekhwatiran itu muncul dari anggota Tim Investigasi Internasional (IIT) yang menjadi laporan utama media Malaysia, New Straits Times (NST). Alasan kekhawatiran IIT yang berbasis di Kuala Lumpur itu, salah satunya karena pencarian pesawat di Samudera Hindia selatan tidak membuahkan hasil, meski sudah lebih dari sebulan, termasuk menggunakan teknologi canggih.
IIT khawatir pesawat tipe Boeing 777 - 200ER mungkin telah mendarat di tempat lain, bukan di Samudra Hindia selatan, seperti yang diumumkan oleh Perdana Menteri Malaysia, Najib Abdul Razak sebulan lalu. Kekhawatiran itu mulai dipertimbangkan IIT.
”Kami mungkin harus melihat ke dalam (dugaan salah lokas pencarian), jika tidak ada hasil yang positif dalam beberapa hari ke depan. Tapi, pada saat yang sama misi pencarian di Samudera Hindia akan terus (dilakukan),” tulis NST, mengutip salah seorang pejabat IIT.
”Pikiran itu (MH370) mendarat di tempat lain adalah mungkin, karena kami belum menemukan satu bagian dari puing-puing yang terkait dengan MH370,” lanjut pejabat itu. ”Namun, kemungkinan negara tertentu menyembunyikan pesawat ketika lebih dari 20 negara sedang mencarinya, tampaknya tidak masuk akal.”
Salah lokasi pencarian
Kapal-kapal China dan Australia yang dilengkapi alat deteksi canggih pun hingga kini juga tidak menemukan puing-puing pesawat pembawa 239 orang yang hilang sejak 8 Maret 2014 lalu. Nihilnya pencarian dari alat-alat canggih itu juga menjadi pertimbangan IIT untuk mempertimbangkan, bahwa lokasi pencarian pesawat MH370 selama ini salah tempat.
”Kita tidak bisa fokus pada satu tempat terlalu lama karena laut sangat besar meskipun tim pencarian telah mengikuti petunjuk yang diterima dan telah dianalisis. Hal ini dengan keberuntungan jika kita menemukan reruntuhan dengan menggunakan kapal selam Bluefin 21. Tidak ada bukti fisik dan kami benar-benar tergantung pada perhitungan ilmiah dari hari pertama termasuk dari dari sinyal ping,” imbuh pejabat yang diwawancarai dengan syarat anonim itu.
Sementara itu, Badan Pusat Koordinasi Bersama Australia (JaCC) mengatakan, sudah dua pertiga dari Samudera Hindia selatan dijelajahi, tapi pesawat MH370 juga tidak ditemukan. ”Bluefin 21 telah mencari di sekitar dua pertiga dari daerah pencarian di bawah air yang menjadi fokus utama untuk saat ini. Namun, tidak ada objek menarik yang ditemukan,” bunyi pernyataan JaCC.
Kekhwatiran itu muncul dari anggota Tim Investigasi Internasional (IIT) yang menjadi laporan utama media Malaysia, New Straits Times (NST). Alasan kekhawatiran IIT yang berbasis di Kuala Lumpur itu, salah satunya karena pencarian pesawat di Samudera Hindia selatan tidak membuahkan hasil, meski sudah lebih dari sebulan, termasuk menggunakan teknologi canggih.
IIT khawatir pesawat tipe Boeing 777 - 200ER mungkin telah mendarat di tempat lain, bukan di Samudra Hindia selatan, seperti yang diumumkan oleh Perdana Menteri Malaysia, Najib Abdul Razak sebulan lalu. Kekhawatiran itu mulai dipertimbangkan IIT.
”Kami mungkin harus melihat ke dalam (dugaan salah lokas pencarian), jika tidak ada hasil yang positif dalam beberapa hari ke depan. Tapi, pada saat yang sama misi pencarian di Samudera Hindia akan terus (dilakukan),” tulis NST, mengutip salah seorang pejabat IIT.
”Pikiran itu (MH370) mendarat di tempat lain adalah mungkin, karena kami belum menemukan satu bagian dari puing-puing yang terkait dengan MH370,” lanjut pejabat itu. ”Namun, kemungkinan negara tertentu menyembunyikan pesawat ketika lebih dari 20 negara sedang mencarinya, tampaknya tidak masuk akal.”
Salah lokasi pencarian
Kapal-kapal China dan Australia yang dilengkapi alat deteksi canggih pun hingga kini juga tidak menemukan puing-puing pesawat pembawa 239 orang yang hilang sejak 8 Maret 2014 lalu. Nihilnya pencarian dari alat-alat canggih itu juga menjadi pertimbangan IIT untuk mempertimbangkan, bahwa lokasi pencarian pesawat MH370 selama ini salah tempat.
”Kita tidak bisa fokus pada satu tempat terlalu lama karena laut sangat besar meskipun tim pencarian telah mengikuti petunjuk yang diterima dan telah dianalisis. Hal ini dengan keberuntungan jika kita menemukan reruntuhan dengan menggunakan kapal selam Bluefin 21. Tidak ada bukti fisik dan kami benar-benar tergantung pada perhitungan ilmiah dari hari pertama termasuk dari dari sinyal ping,” imbuh pejabat yang diwawancarai dengan syarat anonim itu.
Sementara itu, Badan Pusat Koordinasi Bersama Australia (JaCC) mengatakan, sudah dua pertiga dari Samudera Hindia selatan dijelajahi, tapi pesawat MH370 juga tidak ditemukan. ”Bluefin 21 telah mencari di sekitar dua pertiga dari daerah pencarian di bawah air yang menjadi fokus utama untuk saat ini. Namun, tidak ada objek menarik yang ditemukan,” bunyi pernyataan JaCC.
(mas)