Rusia: Ukraina gagal kontrol para ekstrimis
A
A
A
Sindonews.com – Serangan bersenjata di Ukraina timur yang berlangsung dini hari tadi menunjukan, Pemerintah Ukraina telah gagal untuk mengendalikan ektrimis bersenjata yang ada di negaranya, papar Kementerian Luar Negeri Rusia, Minggu (20/4/2014).
“Telah banyak warga sipil yang tewas dalam serangan bersenjata yang dilakukan oleh ekstrimis sayap kanan di Ukraina. Sebuah kelompok yang mendalangi penggulingan presiden Viktor Yanukovich,” ungkap kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters.
"Rusia sangat mengecam aksi provokasi yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata tersebut. Hal ini juga menunjukan kurangnya kemauan pihak berwenang di Kiev untuk mengendalikan dan melucuti nasionalis dan ekstremis di negaranya," kementerian tersebut menambahkan.
Rusia sangat heran dengan kejadian penyerangan tersebut, karena penyerangan tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah Rusia, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Ukraina menandatangani kesepakatan di Jenewa dan menyerukan orang-orang untuk berhenti menggunakan kekerasan atau intimidasi.
"Rusia menekankan pada komitmen Ukraina untuk menjalankan isi perjanjian tersebut dan menstabilkan situasi baik di selatan maupun di timur Ukraina," tegas kementerian tersebut.
“Telah banyak warga sipil yang tewas dalam serangan bersenjata yang dilakukan oleh ekstrimis sayap kanan di Ukraina. Sebuah kelompok yang mendalangi penggulingan presiden Viktor Yanukovich,” ungkap kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters.
"Rusia sangat mengecam aksi provokasi yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata tersebut. Hal ini juga menunjukan kurangnya kemauan pihak berwenang di Kiev untuk mengendalikan dan melucuti nasionalis dan ekstremis di negaranya," kementerian tersebut menambahkan.
Rusia sangat heran dengan kejadian penyerangan tersebut, karena penyerangan tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah Rusia, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Ukraina menandatangani kesepakatan di Jenewa dan menyerukan orang-orang untuk berhenti menggunakan kekerasan atau intimidasi.
"Rusia menekankan pada komitmen Ukraina untuk menjalankan isi perjanjian tersebut dan menstabilkan situasi baik di selatan maupun di timur Ukraina," tegas kementerian tersebut.
(esn)