Obama: Berulah di Ukraina, Rusia rasakan ganjarannya!
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, kembali mengancam Rusia dengan sanksi yang akan bertambah. Sanksi tambahan itu akan dirasakan Rusia, jika mereka terus berulah dalam kekacauan di Ukraina timur.
Ancaman Obama itu disampaikan saat wawancara dengan CBS News. Kendati menyampaikan ancaman, Obama tetap tidak ingin meninggalkan solusi diplomatik untuk meredam ketegangan di Ukraina timur.
Salah satu langkah solusi diplomatik Amerika Serikat adalah mengutus Menteri Luar Negeri John Kerry ke Jenewa, semalam untuk mempersiapkan perundingan damai yang mempertemukan Rusia, Ukraina dan negara-negara Eropa.
Obama belum memastikan sanksi tambahan seperti apa terhadap Rusia. Dia juga tidak menyebut, apakah sanksi itu akan diterapkan jika perundingan damai tersebut gagal.
“Apa yang saya katakan secara konsisten adalah bahwa setiap kali Rusia mengambil langkah-langkah semacam ini, yang dirancang untuk mengacaukan Ukraina dan melanggar kedaulatan mereka, akan ada ganjarannya!,” tegas Obama, yang dilansir Reuters, Kamis (17/4/2014).
AS-Rusia tak perang
Obama yakin, Rusia tidak tertarik untuk perang dengan Amerika Serikat. “Mereka tidak tertarik untuk konfrontasi militer dengan kami, kita tidak perlu perang,” katanya. “Apa yang kita butuhkan adalah bahwa negara-negara seperti Ukraina dapat memiliki hubungan baik dengan tetangganya.”
Sementara itu, Ukraina telah menawarkan amnesti atau ampunan kepada para kelompok separatis bersenjata. Syaratnya, Rusia harus menghentikan dukungan terhadap mereka. Selain itu, Rusia juga harus menarik 40.000 pasukannya di perbatasan Ukraina.
Tuduhan terlibatnya militer Rusia dalam konflik Ukraina timur, sejatinya sudah dibantah oleh intelijen Uni Eropa. Kepala Intelijen Uni Eropa, Georgij Alafuzoff, mengatakan, yang terlibat kerusuhan di Ukraina timur adalah warga setempat yang tidak puas dengan kondisi di Ukraina saat ini. (Baca: Tuduhan Barat ngawur, tak ada militer Rusia di Ukraina)
Ancaman Obama itu disampaikan saat wawancara dengan CBS News. Kendati menyampaikan ancaman, Obama tetap tidak ingin meninggalkan solusi diplomatik untuk meredam ketegangan di Ukraina timur.
Salah satu langkah solusi diplomatik Amerika Serikat adalah mengutus Menteri Luar Negeri John Kerry ke Jenewa, semalam untuk mempersiapkan perundingan damai yang mempertemukan Rusia, Ukraina dan negara-negara Eropa.
Obama belum memastikan sanksi tambahan seperti apa terhadap Rusia. Dia juga tidak menyebut, apakah sanksi itu akan diterapkan jika perundingan damai tersebut gagal.
“Apa yang saya katakan secara konsisten adalah bahwa setiap kali Rusia mengambil langkah-langkah semacam ini, yang dirancang untuk mengacaukan Ukraina dan melanggar kedaulatan mereka, akan ada ganjarannya!,” tegas Obama, yang dilansir Reuters, Kamis (17/4/2014).
AS-Rusia tak perang
Obama yakin, Rusia tidak tertarik untuk perang dengan Amerika Serikat. “Mereka tidak tertarik untuk konfrontasi militer dengan kami, kita tidak perlu perang,” katanya. “Apa yang kita butuhkan adalah bahwa negara-negara seperti Ukraina dapat memiliki hubungan baik dengan tetangganya.”
Sementara itu, Ukraina telah menawarkan amnesti atau ampunan kepada para kelompok separatis bersenjata. Syaratnya, Rusia harus menghentikan dukungan terhadap mereka. Selain itu, Rusia juga harus menarik 40.000 pasukannya di perbatasan Ukraina.
Tuduhan terlibatnya militer Rusia dalam konflik Ukraina timur, sejatinya sudah dibantah oleh intelijen Uni Eropa. Kepala Intelijen Uni Eropa, Georgij Alafuzoff, mengatakan, yang terlibat kerusuhan di Ukraina timur adalah warga setempat yang tidak puas dengan kondisi di Ukraina saat ini. (Baca: Tuduhan Barat ngawur, tak ada militer Rusia di Ukraina)
(mas)