Polemik Usman Harun, RI minta maaf ke Singapura
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Singapura, menyambut permintaan maaf dari petinggi militer Indonesia atas penamaan kapal perang Indonesia dengan nama KRI Usman Harun. Nama itu diambil dari dua marinir Indonesia, Usman Muhammad Ali dan Harun Said yang terlibat pemboman di gedung MacDonald, Singapura tahun 1965.
Permintaan maaf itu disampaikan Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, dalam sebuah wawancara dengan media Singapura, Channel News Asia. ”Sekali lagi saya minta maaf. Kami tidak punya niat buruk apapun untuk membangkitkan emosi. Tidak sama sekali,” kata Jenderal Moeldoko, yang dipublikasikan media itu Selasa lalu.
Kendati demikian, Moeldoko menegaskan bahwa nama kapal itu tidak akan diganti. Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, Rabu kemarin, menyambut permintaan maaf dari Indonesia.”Itu sikap konstruktif untuk meningkatkan hubungan pertahanan bilateral,” katanya.
“Ini akan memperkuat rasa saling pengertian dan persahabatan yang telah dibangun selama beberapa dekade,” imbuh dia dalam sebuah pernyataan.
KRI Usman Harun sempat menjadi polemik antara Indonesia dan Singapura. Polemik itu muncul, setelah Singapura protes dengan penamaan kapal perang yang diambil dari dua marinir yang dieksekusi pada Maret 1965.
Kala itu, dua marinir yang menjadi pahlawan bagi Indonesia itu terlibat pemboman di Singapura yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya. Insiden itu terjadi ketika Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia, di mana Singapura saat itu masih menjadi bagian dari Malaysia.
Permintaan maaf itu disampaikan Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, dalam sebuah wawancara dengan media Singapura, Channel News Asia. ”Sekali lagi saya minta maaf. Kami tidak punya niat buruk apapun untuk membangkitkan emosi. Tidak sama sekali,” kata Jenderal Moeldoko, yang dipublikasikan media itu Selasa lalu.
Kendati demikian, Moeldoko menegaskan bahwa nama kapal itu tidak akan diganti. Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, Rabu kemarin, menyambut permintaan maaf dari Indonesia.”Itu sikap konstruktif untuk meningkatkan hubungan pertahanan bilateral,” katanya.
“Ini akan memperkuat rasa saling pengertian dan persahabatan yang telah dibangun selama beberapa dekade,” imbuh dia dalam sebuah pernyataan.
KRI Usman Harun sempat menjadi polemik antara Indonesia dan Singapura. Polemik itu muncul, setelah Singapura protes dengan penamaan kapal perang yang diambil dari dua marinir yang dieksekusi pada Maret 1965.
Kala itu, dua marinir yang menjadi pahlawan bagi Indonesia itu terlibat pemboman di Singapura yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya. Insiden itu terjadi ketika Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia, di mana Singapura saat itu masih menjadi bagian dari Malaysia.
(mas)