Rusia: Bahasa NATO bergaya Perang Dingin
A
A
A
Sindonews.comm – Pemerintah Rusia pada Rabu (2/4/2014) menuduh North Atlantic Treaty Organization (NATO) mengobarkan gaya bahasa Perang Dingin dengan membekukan berbagai kerjasama, termasuk kerjasama militer dengan Moskow.
NATO memutuskan membekukan berbagai kerjasama dengan Moskow, setelah Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina.
Pembekuan kerjasama itu diputuskan setelah 28 menteri luar negeri dari negara-negara anggota NATO bertemua, Selasa kemarin. Pembekuan kerjasama itu sebagai protes atas intervensi Rusia terhadap krisis Ukraina.
Rusia menuduh NATO menciptakan gaya “déjà vu”.“Bahasa laporan (NATO) agak menyerupai gaya bahasa era Perang Dingin,” ata kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexander Lukashevich dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Dia mengatakan, NATO terakhir kali mengambil keputuan seperti itu, persis ketika Rusia terlibat perang lima hari dengan Georgia pada tahun 2008. Namun, tidak berselang lama NATO melanjutkan kerjasama lagi dengan Rusia.
”Hal ini tidak sulit untuk membayangkan siapa yang akan mendapatkan (keuntungan) dari pembekuan kerjasama antara Rusia dan NATO,” lanjut pernyataan itu.
NATO, sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka menangguhkan semua kerjasama militer dan sipil dengan Rusia atas intervensi Moskow terhdapa krisis Ukraina. Pengumuman itu muncul dalam sebuah pernyataan dari semua anggota NATO.
”Kami telah memutuskan untuk menangguhkan semua kerjasama sipil dan militer antara NATO dan Rusia,” bunyi pernyataan itu. NATO juga berencana untuk meninjau hubungan dengan Rusia pada pertemuan bulan Juni 2014 mendatang.
NATO memutuskan membekukan berbagai kerjasama dengan Moskow, setelah Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina.
Pembekuan kerjasama itu diputuskan setelah 28 menteri luar negeri dari negara-negara anggota NATO bertemua, Selasa kemarin. Pembekuan kerjasama itu sebagai protes atas intervensi Rusia terhadap krisis Ukraina.
Rusia menuduh NATO menciptakan gaya “déjà vu”.“Bahasa laporan (NATO) agak menyerupai gaya bahasa era Perang Dingin,” ata kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexander Lukashevich dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Dia mengatakan, NATO terakhir kali mengambil keputuan seperti itu, persis ketika Rusia terlibat perang lima hari dengan Georgia pada tahun 2008. Namun, tidak berselang lama NATO melanjutkan kerjasama lagi dengan Rusia.
”Hal ini tidak sulit untuk membayangkan siapa yang akan mendapatkan (keuntungan) dari pembekuan kerjasama antara Rusia dan NATO,” lanjut pernyataan itu.
NATO, sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka menangguhkan semua kerjasama militer dan sipil dengan Rusia atas intervensi Moskow terhdapa krisis Ukraina. Pengumuman itu muncul dalam sebuah pernyataan dari semua anggota NATO.
”Kami telah memutuskan untuk menangguhkan semua kerjasama sipil dan militer antara NATO dan Rusia,” bunyi pernyataan itu. NATO juga berencana untuk meninjau hubungan dengan Rusia pada pertemuan bulan Juni 2014 mendatang.
(mas)