Krisis parah, PM Ukraina: Selamat datang ke neraka
A
A
A
Sindonews.com – Usai penggulingan Presiden Viktor Yanukovych, Ukraina masih di hadapkan masalah besar, yakni krisis ekonomi yang sangat parah. Aksi radikal presiden sementara Ukraina Olexander Turchynov dan Perdana Menteri sementara, Arseniy Yatsenyuk menjadi harapan baru negara itu.
Yatsenyuk mengatakan kepada BBC, Kamis (27/2/2014), bahwa tantangan utama bagi pemerintah baru Ukraina adalah menstabilkan negara itu. Yatsenyuk sebelumnya adalah salah satu pemimpin protes yang ikut menggulingkan Yanukovych.
Menurutnya, pergolakan politik Ukraina telah memburuk. ”Kita harus mengambil langkah-langkah yang sangat tidak populer, karena pemerintah sebelumnya dan presiden sebelumnya begitu rusak. Negara ini berada dalam kondisi keuangan yang putus asa,” katanya.
”Kita berada di ambang bencana, dan ini adalah tantangan pemerintah. Jadi selamat datang ke neraka,” lanjut Yatsenyuk.
Sementara itu, presiden sementara Ukraina, Turchynov memperingatkan, agar rakyat Ukraina bisa terbiasa melewati setiap kebijakan pemerintah yang tidak populer untuk keluar dari krisis.
”Pemerintah akan dikritik, diperlakukan seperti kotoran. Tapi mereka harus memenuhi kewajiban mereka dan bekerja dengan tulang demi Ukraina," ujarnya. Dia juga berjanji untuk mengundurkan diri setelah negaranya bangkit dari keterpurukan.
Yatsenyuk mengatakan kepada BBC, Kamis (27/2/2014), bahwa tantangan utama bagi pemerintah baru Ukraina adalah menstabilkan negara itu. Yatsenyuk sebelumnya adalah salah satu pemimpin protes yang ikut menggulingkan Yanukovych.
Menurutnya, pergolakan politik Ukraina telah memburuk. ”Kita harus mengambil langkah-langkah yang sangat tidak populer, karena pemerintah sebelumnya dan presiden sebelumnya begitu rusak. Negara ini berada dalam kondisi keuangan yang putus asa,” katanya.
”Kita berada di ambang bencana, dan ini adalah tantangan pemerintah. Jadi selamat datang ke neraka,” lanjut Yatsenyuk.
Sementara itu, presiden sementara Ukraina, Turchynov memperingatkan, agar rakyat Ukraina bisa terbiasa melewati setiap kebijakan pemerintah yang tidak populer untuk keluar dari krisis.
”Pemerintah akan dikritik, diperlakukan seperti kotoran. Tapi mereka harus memenuhi kewajiban mereka dan bekerja dengan tulang demi Ukraina," ujarnya. Dia juga berjanji untuk mengundurkan diri setelah negaranya bangkit dari keterpurukan.
(mas)