Napi Korut mati kelaparan dibakar tahanan lain (2)
A
A
A
Sindonews.com – Penyelidik PBB, menyebut kejahatan kemanusiaan di Korea Utara (Korut) mengoyak hati nurani. Sebab, praktik kejahatan di kamp tahanan kerja paksa begitu memiriskan.
Ketua Tim Penyelidik PBB atas kejahatan rezim Kim Jong-un di Korut, Michael Kirby, mencontohkan berbagai kejahatan rezim Jong-un dalam laporan setebal 374 halaman.
Salah satu kejahatan yang memiriskan itu adalah, adanya narapidana (Napi) yang mati kelaparan. Oleh petugas penjara, tahanan lain yang masih hidup diminta membakar jenazah tahanan itu dan abunya dikubur dalam pot tanaman.“Itu adalah tugas dari tahanan lain di kamp-kamp, tempat para tahanan dibuang,” kata Kirby, kemarin, seperti dikutip Telegraph.
Dalam penyelidikan, panel tim PBB mengambi kesaksian dari lebih dari 80 mantan tahanan Korut yang kini tinggal di luar negeri. Termasuk di antaranya, salah satu mantan penjaga penjara. Mereka memberikan kesaksian di London, Tokyo, Washington, dan Seoul.
Bukan tanpa alasan tim PBB itu menelisik kesaksian warga Korut yang ada di luar negeri. Sebab, tim itu dilarang masuk ke Korut saat menjalankan misinya. Salah satu saksi bernama Shin Dong - hyuk, mengungkapkan, pengalaman pahitnya setelah dia berhasil melarikan diri dari kamp penjara, dalam sebuah buku. Kirby menggambarkan potret kengerian dalam kejahatan rezim Jong-un seperti era Nazi Jerman.
Ketua Tim Penyelidik PBB atas kejahatan rezim Kim Jong-un di Korut, Michael Kirby, mencontohkan berbagai kejahatan rezim Jong-un dalam laporan setebal 374 halaman.
Salah satu kejahatan yang memiriskan itu adalah, adanya narapidana (Napi) yang mati kelaparan. Oleh petugas penjara, tahanan lain yang masih hidup diminta membakar jenazah tahanan itu dan abunya dikubur dalam pot tanaman.“Itu adalah tugas dari tahanan lain di kamp-kamp, tempat para tahanan dibuang,” kata Kirby, kemarin, seperti dikutip Telegraph.
Dalam penyelidikan, panel tim PBB mengambi kesaksian dari lebih dari 80 mantan tahanan Korut yang kini tinggal di luar negeri. Termasuk di antaranya, salah satu mantan penjaga penjara. Mereka memberikan kesaksian di London, Tokyo, Washington, dan Seoul.
Bukan tanpa alasan tim PBB itu menelisik kesaksian warga Korut yang ada di luar negeri. Sebab, tim itu dilarang masuk ke Korut saat menjalankan misinya. Salah satu saksi bernama Shin Dong - hyuk, mengungkapkan, pengalaman pahitnya setelah dia berhasil melarikan diri dari kamp penjara, dalam sebuah buku. Kirby menggambarkan potret kengerian dalam kejahatan rezim Jong-un seperti era Nazi Jerman.
(mas)