Frustasi perundingan, Saudi pasok rudal ke musuh Assad
A
A
A
Sindonews.com – Rasa frustrasi akibat kebuntuan dari putaran kedua Konferensi Jenewa II dirasakan Arab Saudi. Akibat frustasi itu, Saudi diketahui memasok rudal anti-pesawat kepada musuh Presiden Suriah Bashar al-Assad atau pasukan pemberontak Suriah.
Menurut sebuah laporan yang dilansir Wall Street Journal (WSJ), rudal anti-tank buatan Rusia, dan sistem pertahanan udara portabel buatan China, sudah berada di sebuah gudang di Yordani dan Turki untuk disalurkan.
Seorang diplomat Barat yang bertugas di Saudi dan beberapa tokoh oposisi yang mengetahui upaya bantuan rudal dari Saudi telah mengatakan kepada WSJ, bahwa pasokan rudal tersebut akan digunakan di medan perang. Rudal tersebut diklaim mampu mengalahkan kekuatan Angkatan Udara rezim Assad dan mampu menghancurkan kendaraan lapis baja.
”Yang baru akan tiba dalam waktu dekat,” kata seorang diplomat Barat yang mengetahui pengiriman senjata itu, seperti dikutip RT, Sabtu (15/2/2014).
Sementara itu, para pemimpin oposisi Suriah mengatakan, mereka belum mengetahui jumlah total bantuan militer yang akan dikirimkan Saudi. Bantuan senjata-senjata baru itu diperkirakan akan mencapai Suriah selatan dari Yordania. Sedangkan pasukan oposisi Suriah di utara akan mendapatkan senjata dari Turki.
Bantuan pasokan senjata itu, semakin memicu kekhawatiran, bahwa pesawat sipil kemungkinan bisa menjadi target. Laporan lain menyebut, pada Juni 2013 lalu, Saudi sudah mulai memasok rudal anti - pesawat dan rudal biasa untuk para militan di Suriah.
Namun, sejauh ini Arab Saudi serta Amerika Serikat, mengklaim menentang mempersenjatai para pemberontak dengan senjata besar dan rudal anti-pesawat karena khawatir akan jatuh ke tangan ekstremis.
Menurut sebuah laporan yang dilansir Wall Street Journal (WSJ), rudal anti-tank buatan Rusia, dan sistem pertahanan udara portabel buatan China, sudah berada di sebuah gudang di Yordani dan Turki untuk disalurkan.
Seorang diplomat Barat yang bertugas di Saudi dan beberapa tokoh oposisi yang mengetahui upaya bantuan rudal dari Saudi telah mengatakan kepada WSJ, bahwa pasokan rudal tersebut akan digunakan di medan perang. Rudal tersebut diklaim mampu mengalahkan kekuatan Angkatan Udara rezim Assad dan mampu menghancurkan kendaraan lapis baja.
”Yang baru akan tiba dalam waktu dekat,” kata seorang diplomat Barat yang mengetahui pengiriman senjata itu, seperti dikutip RT, Sabtu (15/2/2014).
Sementara itu, para pemimpin oposisi Suriah mengatakan, mereka belum mengetahui jumlah total bantuan militer yang akan dikirimkan Saudi. Bantuan senjata-senjata baru itu diperkirakan akan mencapai Suriah selatan dari Yordania. Sedangkan pasukan oposisi Suriah di utara akan mendapatkan senjata dari Turki.
Bantuan pasokan senjata itu, semakin memicu kekhawatiran, bahwa pesawat sipil kemungkinan bisa menjadi target. Laporan lain menyebut, pada Juni 2013 lalu, Saudi sudah mulai memasok rudal anti - pesawat dan rudal biasa untuk para militan di Suriah.
Namun, sejauh ini Arab Saudi serta Amerika Serikat, mengklaim menentang mempersenjatai para pemberontak dengan senjata besar dan rudal anti-pesawat karena khawatir akan jatuh ke tangan ekstremis.
(mas)