Marty sebut ada gap antara RI & Singapura
A
A
A
Sindonews.com-Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty M. Natalegawa, mengakui, ada gap antara Indonesia dan Singapura atas penamaan KRI Usman Harun. Pernyataan Marty itu disampaikan dalam konferensi pers di Gedung Pancasila, Kantor Kemlu RI, Jakarta, Kamis (13/2/2014).
Marty menegaskan, masalah KRI Usman Harun hanya kesalahpahaman soal persepsi.”Yang terjadi mungkin ada semacam gap, semacam perbedaan mengenai pemahaman situasi saat ini,” kara Marty.
“Mungkin dari sisi Indonesia--ketika penamaan kapal itu dilakukan--, kita selama ini sudah menganggap masalah ini sebagai masa lalu. Tetapi ternyata sebaliknya, masalah ini masih dianggap sensitif oleh Singapura,” lanjut Marty.
Marty juga mengakui, kesalapahaman ini sedikit mengganggu kedua pihak. Kata dia, Singapura merasa tidak di hormati atas penamaan KRI Usman Harun. Sebab, di mata Singapura, Usman dan Harun adalah penjahat perang yang melakukan pemboman terhadap negara mereka.
Namun, Menlu Marty menegaskan, bahwa tidak adak niat dari Indonesia untuk melakukan tindakan yang tidak bersahabat dengan Singapura. Dia juga menegaskan, hubungan Indonesia dan Singapura masih baik.”Hubungan kedua negara masih dekat,” imbuh dia.
Nama KRI Usman Harun, sejatinya merupakan gabungan dari nama dua marinir Indonesia, Osman Mohamed Ali dan Harun Said yang dianggap terlibat pemboman gedung MacDonald di Orchard Road, pada tahun 1965. Tiga orang tewas dan 33 lainnya terluka dalam insiden kala itu.
Dua marinir Indonesia itu, telah dieksekusi dengan hukuman gantung di Singapura. Namun, bagi Indonesia, dua marinir itu dianggap pahlawan katena menjalankan misi pemerintah yang kala itu masih dipimpin Presiden Soekarno.
Marty menegaskan, masalah KRI Usman Harun hanya kesalahpahaman soal persepsi.”Yang terjadi mungkin ada semacam gap, semacam perbedaan mengenai pemahaman situasi saat ini,” kara Marty.
“Mungkin dari sisi Indonesia--ketika penamaan kapal itu dilakukan--, kita selama ini sudah menganggap masalah ini sebagai masa lalu. Tetapi ternyata sebaliknya, masalah ini masih dianggap sensitif oleh Singapura,” lanjut Marty.
Marty juga mengakui, kesalapahaman ini sedikit mengganggu kedua pihak. Kata dia, Singapura merasa tidak di hormati atas penamaan KRI Usman Harun. Sebab, di mata Singapura, Usman dan Harun adalah penjahat perang yang melakukan pemboman terhadap negara mereka.
Namun, Menlu Marty menegaskan, bahwa tidak adak niat dari Indonesia untuk melakukan tindakan yang tidak bersahabat dengan Singapura. Dia juga menegaskan, hubungan Indonesia dan Singapura masih baik.”Hubungan kedua negara masih dekat,” imbuh dia.
Nama KRI Usman Harun, sejatinya merupakan gabungan dari nama dua marinir Indonesia, Osman Mohamed Ali dan Harun Said yang dianggap terlibat pemboman gedung MacDonald di Orchard Road, pada tahun 1965. Tiga orang tewas dan 33 lainnya terluka dalam insiden kala itu.
Dua marinir Indonesia itu, telah dieksekusi dengan hukuman gantung di Singapura. Namun, bagi Indonesia, dua marinir itu dianggap pahlawan katena menjalankan misi pemerintah yang kala itu masih dipimpin Presiden Soekarno.
(mas)