Rouhani: Revolusi adalah melawan intervensi AS
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Iran, Hassan Rouhani, angkat bicara pada momen perayaan ulang tahun ke-35 Revolusi Iran 1979. Menurutnya, makna Revolusi Iran adalah melawan intervensi AS.
”Selama 200 tahun terakhir Iran belum diserang atau diduduki negara lain, namun bangsa ini berdiri bersama untuk membela Iran dalam kasus ancaman apapun,” kata Rouhani dalam pidatonya di Teheran, Selasa (11/2/2014).
”Kemenangan Revolusi Islam tahun 1979 bukanlah kemenangan satu partai politik, faksi atau kelas. Itu milik semua orang,” ucap Rouhani. Di saat Rouhani berpidato, ratusan ribu rakyat Iran berkumpul dengan meneriakkan “Matilah Israel” dan "Ganyang Amerika”.
“Revolusi kita adalah gerakan rakyat melawan kediktatoran, dan melawan intervensi AS di negara kita,” lanjut Rouhani. Tanggal 10 Februari merupakan momen penting bagi rakyat Iran, di mana Ayatollah Khomeini merebut kekuasaan di Iran yang kala itu dipimpin Mohamad Reza Pahlevi.
Setiap tahunnya, momen itu didahului dengan perayaan 10 hari untuk menandai kembalinya Ayatollah Khomeini, setelah 15 tahun di asingkan. Khomeini telah diasingkan pada tahun 1963 karena berkhotbah melawan Pahlevi yang dikena sebagai pemimpin pro-AS kala itu.
”Selama 200 tahun terakhir Iran belum diserang atau diduduki negara lain, namun bangsa ini berdiri bersama untuk membela Iran dalam kasus ancaman apapun,” kata Rouhani dalam pidatonya di Teheran, Selasa (11/2/2014).
”Kemenangan Revolusi Islam tahun 1979 bukanlah kemenangan satu partai politik, faksi atau kelas. Itu milik semua orang,” ucap Rouhani. Di saat Rouhani berpidato, ratusan ribu rakyat Iran berkumpul dengan meneriakkan “Matilah Israel” dan "Ganyang Amerika”.
“Revolusi kita adalah gerakan rakyat melawan kediktatoran, dan melawan intervensi AS di negara kita,” lanjut Rouhani. Tanggal 10 Februari merupakan momen penting bagi rakyat Iran, di mana Ayatollah Khomeini merebut kekuasaan di Iran yang kala itu dipimpin Mohamad Reza Pahlevi.
Setiap tahunnya, momen itu didahului dengan perayaan 10 hari untuk menandai kembalinya Ayatollah Khomeini, setelah 15 tahun di asingkan. Khomeini telah diasingkan pada tahun 1963 karena berkhotbah melawan Pahlevi yang dikena sebagai pemimpin pro-AS kala itu.
(mas)