Ribut nama Tuhan, para tokoh Selangor mulai dialog
A
A
A
Sindonews.com – Sejumlah tokoh yang mempersoalkan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan di kalangan agama di Selangor, Malaysia, mulai dialog pada Selasa (7/1/2014).
Dialog digelar Sallehan Mukhyi, Eksekutif Dewan Negara (lembaga yang mengurusi masalah agama di Malaysia). Dalam dialog itu satu jam itu, hadir Pastor Lawrence Andrew, yang juga sebagai Editor Herald. Selain itu, pimpinan wilayah Klang, Charles Santiago dan anggota parlemen, Seri Andalas, juga hadir.
Dialog itu hanya membahas soal penyitaan ratusan Alkitab yang di dalamnya bertuliskan “Allah” untuk menyebut Tuhan.
Ratusan Alkitab itu, disita Jais (aparat agama Malaysia) beberapa hari lalu. Di Selangor, putusan pengadilan dan dekrit Sultan Selangor menyatakan, warga non-Muslim dilarang menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan.
Sallehen mengatakan, dia akan berkonsultasi dengan pihak Kementerian Dalam Negeri Malaysia. Menurutnya, solusi yang mungkin bisa ditempuh adalah mengimpor Alkitab berbahasa Melayu.
”Kita harus mengikuti keputusan sultan di Selangor, tetapi kita harus melihat bagaimana untuk menemukan solusi itu,” katanya, seperti dikutip Themalaysianinsider.
Dia menegaskan, yang dilakukan Jais tidak salah. Alasannya, mereka bertindak atas aduan masyarakat.
Ketika ditanya wartawan, soal sejumlah gereja yang akan terus menggunakan kata ”Allah”, Sallehen enggan berkomentar. Dia hanya menegaskan, keputusan sultan dan pengadilan wajib dijalankan.
Kendati demikian, dia mengecam aksi kelompok LSM non-pemerintah, yang dalam aksinya Jumat lalu membakar patung replika Pastor Andrew. ”Itu bukan cerminan ajaran agama kita. Kita seharusnya saling menghormati,” imbuh dia.
Dialog digelar Sallehan Mukhyi, Eksekutif Dewan Negara (lembaga yang mengurusi masalah agama di Malaysia). Dalam dialog itu satu jam itu, hadir Pastor Lawrence Andrew, yang juga sebagai Editor Herald. Selain itu, pimpinan wilayah Klang, Charles Santiago dan anggota parlemen, Seri Andalas, juga hadir.
Dialog itu hanya membahas soal penyitaan ratusan Alkitab yang di dalamnya bertuliskan “Allah” untuk menyebut Tuhan.
Ratusan Alkitab itu, disita Jais (aparat agama Malaysia) beberapa hari lalu. Di Selangor, putusan pengadilan dan dekrit Sultan Selangor menyatakan, warga non-Muslim dilarang menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan.
Sallehen mengatakan, dia akan berkonsultasi dengan pihak Kementerian Dalam Negeri Malaysia. Menurutnya, solusi yang mungkin bisa ditempuh adalah mengimpor Alkitab berbahasa Melayu.
”Kita harus mengikuti keputusan sultan di Selangor, tetapi kita harus melihat bagaimana untuk menemukan solusi itu,” katanya, seperti dikutip Themalaysianinsider.
Dia menegaskan, yang dilakukan Jais tidak salah. Alasannya, mereka bertindak atas aduan masyarakat.
Ketika ditanya wartawan, soal sejumlah gereja yang akan terus menggunakan kata ”Allah”, Sallehen enggan berkomentar. Dia hanya menegaskan, keputusan sultan dan pengadilan wajib dijalankan.
Kendati demikian, dia mengecam aksi kelompok LSM non-pemerintah, yang dalam aksinya Jumat lalu membakar patung replika Pastor Andrew. ”Itu bukan cerminan ajaran agama kita. Kita seharusnya saling menghormati,” imbuh dia.
(mas)