Kirim pesawat, Inggris evakuasi warganya dari Sudan Selatan
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Inggris mengirim sebuah pesawat ke Sudan Selatan untuk mengevakuasi warganya dari negara yang dilanda krisis politik itu. Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir, gagal dikudeta dalam aksi kerusuhan yang oleh PBB disebut korbannya mencapai sekitar 500 orang.
“Mereka (warga Inggris) harus melakukan kontak jika ingin meninggalkan Sudan Selatan dari Bandara Juba,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris, Kamis (19/12/2013), seperti dikutip BBC.
Akibat kerusuhan dalam upaya kudeta yang gagal itu, Presiden Salva Kiir telah menerapkan jam malam di negara kaya minyak, namun miskin itu.
Kementerian Luar Negeri Inggris juga melaporkan, bahwa beberapa staf Kedutaan Besar Inggris di Juba telah ditarik. Beberapa penerbangan komersial juga telah kembali di bandara Juba.
Kementerianitu juga menyarankan agar semua perjalanan yang bertujuan ke Sudan Selatan, berhenti di wilayah berjarak sekitar 40 km dari perbatasan Sudan dengan Sudan Selatan untuk menghindari bahaya.
Presiden Salva Kiir berencana mengajak musuh-musuh politiknya untuk berdialog. ”Saya akan duduk dengan dia (Riek Machar—mantan wakilnya yang dituduh memimpin kudeta), dan berbicara tapi saya tidak tahu apa hasil pembicaraan nanti,” kata Kiir Kepada wartawan.
“Mereka (warga Inggris) harus melakukan kontak jika ingin meninggalkan Sudan Selatan dari Bandara Juba,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris, Kamis (19/12/2013), seperti dikutip BBC.
Akibat kerusuhan dalam upaya kudeta yang gagal itu, Presiden Salva Kiir telah menerapkan jam malam di negara kaya minyak, namun miskin itu.
Kementerian Luar Negeri Inggris juga melaporkan, bahwa beberapa staf Kedutaan Besar Inggris di Juba telah ditarik. Beberapa penerbangan komersial juga telah kembali di bandara Juba.
Kementerianitu juga menyarankan agar semua perjalanan yang bertujuan ke Sudan Selatan, berhenti di wilayah berjarak sekitar 40 km dari perbatasan Sudan dengan Sudan Selatan untuk menghindari bahaya.
Presiden Salva Kiir berencana mengajak musuh-musuh politiknya untuk berdialog. ”Saya akan duduk dengan dia (Riek Machar—mantan wakilnya yang dituduh memimpin kudeta), dan berbicara tapi saya tidak tahu apa hasil pembicaraan nanti,” kata Kiir Kepada wartawan.
(mas)