Iran tangkap mata-mata Inggris
A
A
A
Sindonews.com - Pasukan keamanan Iran telah menangkap mata-mata yang bekerja untuk Pemerintah Inggris di Kerman. Demikian pernyataan seorang pejabat pengadilan setempat kepada kantor berita IRNA, Sabtu (14/12/2013).
Pengumuman penangkapan mata-mata itu, disampaikan sehari setelah duta baru Iran untuk Inggris, Hassan Habibollah-Zadeh, mengadakan kunjungan dan pembicaraan di London. Kunjungan itu merupakan yang pertama kali sejak dia dilantik, yang sekaligus mengakhiri pembekuan hubungan diplomatik kedua negara selama dua tahun.
“Melalui upaya pasukan keamanan Iran, mata-mata MI6 telah ditangkap,” kata Kepala Pengadilan Revolusioner Kerman, Dadkhoda Salari, merujuk pada mata-mata untuk dinas intelijen luar negeri Inggris.
”Dia (mata-mata) telah bertemu perwira intelijen Inggris secara pribadi 11 kali, baik di dalam negeri dan luar negeri. Serta menyediakan informasi,” kata Salari.
Menuurutnya, tersangka mata-mata itu, telah mengakui kejahatannya dan sekarang sedang diadili. Salari tidak memberikan rincian mengenai kewarganegaraan tersangka mata-mata Inggris tersebut.
Seperti diketahui, Inggris menutup kedutaan besarnya di Teheran, setelah kekacauan pada November 2011 yang dimulai dengan aksi para mahasiswa Iran yang memprotes kebijakan embargo negara-negara Barat terhadap Teheran atas program nuklir yang dianggap kontroversi.
Tapi hubungan itu telah membaik sejak Presiden Hassan Rouhani menjabat pada bulan Agustus, dan Iran belum lama ini menandatangani kesepakatan bersejarah dengan negara-negara besar dunia terkait program nuklirnya.
Pengumuman penangkapan mata-mata itu, disampaikan sehari setelah duta baru Iran untuk Inggris, Hassan Habibollah-Zadeh, mengadakan kunjungan dan pembicaraan di London. Kunjungan itu merupakan yang pertama kali sejak dia dilantik, yang sekaligus mengakhiri pembekuan hubungan diplomatik kedua negara selama dua tahun.
“Melalui upaya pasukan keamanan Iran, mata-mata MI6 telah ditangkap,” kata Kepala Pengadilan Revolusioner Kerman, Dadkhoda Salari, merujuk pada mata-mata untuk dinas intelijen luar negeri Inggris.
”Dia (mata-mata) telah bertemu perwira intelijen Inggris secara pribadi 11 kali, baik di dalam negeri dan luar negeri. Serta menyediakan informasi,” kata Salari.
Menuurutnya, tersangka mata-mata itu, telah mengakui kejahatannya dan sekarang sedang diadili. Salari tidak memberikan rincian mengenai kewarganegaraan tersangka mata-mata Inggris tersebut.
Seperti diketahui, Inggris menutup kedutaan besarnya di Teheran, setelah kekacauan pada November 2011 yang dimulai dengan aksi para mahasiswa Iran yang memprotes kebijakan embargo negara-negara Barat terhadap Teheran atas program nuklir yang dianggap kontroversi.
Tapi hubungan itu telah membaik sejak Presiden Hassan Rouhani menjabat pada bulan Agustus, dan Iran belum lama ini menandatangani kesepakatan bersejarah dengan negara-negara besar dunia terkait program nuklirnya.
(mas)