Media Rusia: Demo besar di Ukraina diatur AS
A
A
A
Sindonews.com – Demonstrasi besar di Ukraina yang menuntut negara itu berintegrasi dengan Uni Eropa dipandang lain oleh sejumlah media Rusia. Selama ini Rusia menjadi pihak yang disalahkan atas gagalnya Ukrina berintegrasi ke Uni Eropa.
Tuduhan Rusia sebagai penyebab kegagalan itu muncul, setelah Presiden Ukraina Viktor Yanukovych bersekutu dengan Moskow dan menolak menandatangani pakta perdagangan bebas Ukraina dan Uni Eropa.
Sikap Yanukovych yang kemudian dianggap sebagai perampasan mimpi rakyat Ukraina untuk menjadi warga Uni Eropa, diduga akibat tekanan dari Moskow, di mana Ukraina telah terikat kerjasama dengan Rusia. Massa pun bertekad untuk menggulingkan pemerintah pimpinan Yanukovych.
Namun, media Rusia memiliki pandangan lain. Bahkan, media di Moskow terang-terangan menuding Amerika Serikat ikut terlibat dalam demonstrasi besar di Ukraina. Media Rusia, Rossiya, misalnya, menyebut, para demonstran dari kubu oposisi Ukraina sejatinya menerima uang dan pelatihan dari pihak asing. ”(Dari) organisasi non-pemerintah, dan kadang-kadang langsung dari Kedutaan Besar AS,” bunyi laporan Rossiya, seperti dikutip ABC News, Selasa (3/12/2013).
Namun, kelompok oposisi Rusia cenderung membenarkan, adanya intimidasai dari Moskow perihal gagalnya Ukraina berintegrasi dengan Uni Eropa. ”Imperialis, tenang. Kerajaan Anda mengalami bencana geopolitik lama, dan akan tidur selamanya,” tulis Vladimir Milov, seorang ekonom dan mantan pejabat pemerintah yang sekarang aktif di kubu oposisi.
Mantan juara catur dunia, Gary Kasparov menyatakan, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin harus gemetar dalam sepatu botnya. ”Diktator takut kebebasan muncul di perbatasan mereka,” ucap Kasparov.
Tuduhan Rusia sebagai penyebab kegagalan itu muncul, setelah Presiden Ukraina Viktor Yanukovych bersekutu dengan Moskow dan menolak menandatangani pakta perdagangan bebas Ukraina dan Uni Eropa.
Sikap Yanukovych yang kemudian dianggap sebagai perampasan mimpi rakyat Ukraina untuk menjadi warga Uni Eropa, diduga akibat tekanan dari Moskow, di mana Ukraina telah terikat kerjasama dengan Rusia. Massa pun bertekad untuk menggulingkan pemerintah pimpinan Yanukovych.
Namun, media Rusia memiliki pandangan lain. Bahkan, media di Moskow terang-terangan menuding Amerika Serikat ikut terlibat dalam demonstrasi besar di Ukraina. Media Rusia, Rossiya, misalnya, menyebut, para demonstran dari kubu oposisi Ukraina sejatinya menerima uang dan pelatihan dari pihak asing. ”(Dari) organisasi non-pemerintah, dan kadang-kadang langsung dari Kedutaan Besar AS,” bunyi laporan Rossiya, seperti dikutip ABC News, Selasa (3/12/2013).
Namun, kelompok oposisi Rusia cenderung membenarkan, adanya intimidasai dari Moskow perihal gagalnya Ukraina berintegrasi dengan Uni Eropa. ”Imperialis, tenang. Kerajaan Anda mengalami bencana geopolitik lama, dan akan tidur selamanya,” tulis Vladimir Milov, seorang ekonom dan mantan pejabat pemerintah yang sekarang aktif di kubu oposisi.
Mantan juara catur dunia, Gary Kasparov menyatakan, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin harus gemetar dalam sepatu botnya. ”Diktator takut kebebasan muncul di perbatasan mereka,” ucap Kasparov.
(mas)