Iran tak akan mundur atas hak memiliki nuklir

Rabu, 20 November 2013 - 17:21 WIB
Iran tak akan mundur...
Iran tak akan mundur atas hak memiliki nuklir
A A A
Sindonews.com – Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei pada Rabu (20/11/2013), mengatakan bahwa, Teheran tidak akan mundur dari hak-hak untuk memiliki nuklir. Khamenei telah menetapkan “garis merah” untuk perundingan nuklir Teheran yang kembali digelar di Jenewa, Swiss hari ini.

Kendati menunut hak atas pengayaan uranium, Khamenei menegaskan, bahwa Iran ingin bersahabat dengan semua negara, bahkan termasuk Amerika Serikat. ”Kami ingin memiliki hubungan baik dengan semua negara, bahkan dengan Amerika Serikat,” kata Khamanei, di hadapan para milisi garis keras Iran, Basij, seperti dikutip Reuters.

”Matilah Amerika,” sambut para militan menutup komentar Khamenei yang disiarkan langsung stasiun televisi Iran itu.

Hari ini, Iran kembali bernegosiasi dengan negara-negara P5+1 (Amerika Serikat, Rusia, China, Perancis, Inggris dan Jerman) atas program nuklir Teheran di Jenewa, Swiss. Pada negosiasi sebelumnya, di lokasi yang sama, negosiasi nuklir Iran tidak mencapai kesepakatan.

Negara-negara P5+1, terutama AS menghendaki Iran menghentikan pengayaan uranium, dengan kompensasi peringanan sanksi atau embargo ekonomi. Namun, Iran bersikeras bahwa pengayaan uranium adalah hak semua bangsa, termasuk Iran. Terlebih, yang dilakukan Iran atas program nuklirnya selama ini diklaim untuk tujuan damai. Salah satunya mendukung kepentingan medis dan listrik Iran.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, berharap dalam negosiasi kali ini tercapai kesepakatan. ”Kami berharap upaya yang sedang dilakukan akan dimahkotai dengan sukses pada pertemuan yang dibuka hari ini di Jenewa,” kata Lavrov dalam konferensi pers, hari ini.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, juga menegaskan, bahwa Teheran memiliki hak untuk pengayaan uranium. Pekan lalu, sebuah laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melansir laporan, bahwa Iran memperlambat produksi pengayaan uraniumnya, sejak Hassan Rouhani menggantikan Mahmoud Ahmadinejad sebagai Presiden Iran Agustus 2013.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengabaikan laporan IAEA itu. Dia tetap bersikeras, Iran mempu membuat bom atom atau bom nuklir yang bisa mengancam Timur Tengah, termasuk Israel.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6538 seconds (0.1#10.140)