Abbott diminta telepon SBY, seperti Obama pada Merkel

Rabu, 20 November 2013 - 10:14 WIB
Abbott diminta telepon...
Abbott diminta telepon SBY, seperti Obama pada Merkel
A A A
Sindonews.com – Perdana Menteri Australia Tony Abbott, mendapat tekanan dari sejumlah tokoh di Australia untuk bergegas memperbaiki hubungan Australia dan Indonesia yang retak.

Keretakan hubungan Australia dan Indonesia itu dipicu dugaan penyadapan telepo genggam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2009.

Pemimpin oposisi Bill Shorten, bekas Menteri Luar Negeri Bob Carr dan mantan Duta Besar Australia untuk Indonesia , John McCarthy, telah mendesak Tony Abbott untuk meredam “konflik” diplomatik dan mengakhirinya.

”Hari-hari ke depan adalah yang paling penting. Ketidaksepakatan tidak boleh dibiarkan terus memburuk,” tulis McCharty dalam artikelnya di Guardian, Rabu (20/11/2013).

McCarthy, yang menjabat sebagai Duta Besar Australia untuk Indonesia pada 1997-2001 dalam beberapa tahun terakhir memimpin dialog kepemimpinan Australia dan Indonesia. Dia memaklumi posisi Abbott yang enggam meminta maaf, karena secara implisit menegaskan tindakan mata-mata telah terjadi.

Tapi, lanjut dia, penting bagi Abbott untuk melakukan kontak pribadi dengan Yudhoyono untuk meredam ketegangan. ”Tidak ada (kontak telepon), perdana menteri untuk mengatakan kepada presiden bahwa itu tidak terjadi dan itu tidak akan terjadi di masa depan. Itulah yang Obama (Presiden Amerika Serikat) lakukan dengan Angela Merkel (Kanselir Jerman) dan saya tidak melihat masalah dengan itu,” ujarnya kepada ABC.

Seperti diketahui, ketika Merkel marah setelah mendengar laporan bahwa ponselnya disadap intelijen AS, Obama langsung menelpon Merkel. Dalam percakapan telepon itu, Obama menurut sumber kantor Kanselir Jerman, telah meminta maaf kepada Merkel.

”Kontak pribadi sangat penting pada tahap ini. Anda (Abbott) harus berurusan dengan itu, dengan menghubungi Presiden Indonesia dan mengatakan ini tidak akan terus terjadi. Kenyataan, bahwa Anda mengambil inisiatif untuk menunjukkan bahwa Anda menyesal,” lanjut McCarthy.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5265 seconds (0.1#10.140)