Tindas rakyat, al-Qaeda dirikan pemerintahan di Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Kelompok al-Qaeda mulai mendirikan pemerintahan Islam di Kota Raqqa, Suriah. Dalam praktiknya, mereka tak segan-segan menyiksa penduduk setempat, agar tunduk pada perintah mereka.
Warga Kota Raqqa sebelumnya mengekspresikan kebencian mereka terhadap rezim Pemerintah Bashar al-Assad dengan menuliskan kata-kata dalam bentuk mural atau grafiti. Tapi, sejak dikuasai al-Qaeda, mereka bertambah menderita.
Salah seorang pria Raqqa menujukkan luka di tubuhnya akibat siksaan pukulan dan sengatan listrik, saat mengekspresikan penderitaan mereka dengan media grafiti.
”Setiap 15 menit, seseorang menuangkan air pada saya, saya disetrum, saya ditendang, lalu mereka berjalan ke luar,” kata pria itu kemarin (6/11/2013) kepada CNN.
”Ketika seseorang disiksa di depan Anda , Anda merasa bertanggung jawab. Itulah yang paling sulit. Satu orang masih di dalam biasa memanggilku Ayah saat saya mengajarinya tentang demokrasi,” lanjut pria itu Raqqa itu.
Dalam perintah al-Qaeda, aktivitas penduduk Raqqa diperketat. Setiap perempuan dilarang keluar, tanpa didampingi saudara laki-laki. Raqqa, merupakan wilayah yang terletak di utara pusat Suriah yang dilanda perang.
”Mereka menutup salon, wanita tidak bisa keluar pada waktu tertentu . Mereka meludahi seorang gadis untuk ketidaktaatan. Ini seperti Afghanistan. Sekarang orang menyebutnya Raqqa sebagai Tora Bora,” lanjut pria itu yang diwawancarai dengan syarat anonim, karena kondisinya terancam.
Warga Kota Raqqa sebelumnya mengekspresikan kebencian mereka terhadap rezim Pemerintah Bashar al-Assad dengan menuliskan kata-kata dalam bentuk mural atau grafiti. Tapi, sejak dikuasai al-Qaeda, mereka bertambah menderita.
Salah seorang pria Raqqa menujukkan luka di tubuhnya akibat siksaan pukulan dan sengatan listrik, saat mengekspresikan penderitaan mereka dengan media grafiti.
”Setiap 15 menit, seseorang menuangkan air pada saya, saya disetrum, saya ditendang, lalu mereka berjalan ke luar,” kata pria itu kemarin (6/11/2013) kepada CNN.
”Ketika seseorang disiksa di depan Anda , Anda merasa bertanggung jawab. Itulah yang paling sulit. Satu orang masih di dalam biasa memanggilku Ayah saat saya mengajarinya tentang demokrasi,” lanjut pria itu Raqqa itu.
Dalam perintah al-Qaeda, aktivitas penduduk Raqqa diperketat. Setiap perempuan dilarang keluar, tanpa didampingi saudara laki-laki. Raqqa, merupakan wilayah yang terletak di utara pusat Suriah yang dilanda perang.
”Mereka menutup salon, wanita tidak bisa keluar pada waktu tertentu . Mereka meludahi seorang gadis untuk ketidaktaatan. Ini seperti Afghanistan. Sekarang orang menyebutnya Raqqa sebagai Tora Bora,” lanjut pria itu yang diwawancarai dengan syarat anonim, karena kondisinya terancam.
(mas)