Obama: Saya mahir membunuh orang
A
A
A
Sindonews.com – Sebuah anekdot yang mengejutkan terungkap dari buku kampanye Barack Obama saat pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) 2012. Dalam buku itu, Obama membual kepada ajudannya tentang kebanggaannya membunuh orang-orang melalui serangan pesawat nirawak atau drone.
“(Dia) benar-benar mahir membunuh orang,” bunyi anekdot dalam buku itu, yang dirilis Washington Post, kemarin (3/11/2013).
Ungkapan itu, menurut media AS tersebut disampaikan Obama kepada ajudannya, perihal program serangan drone yang dioperasikan di Paksitan dan Yaman.
Bocoran itu sekaligus menjadi kritik pedas, atas penerimaan Nobel Perdamaian pada tahun 2009 yang diraih presiden yang masa kecilnya pernah tinggal di Indonesia itu.
Sebuah biro jurnalisme investigasi yang berbasis di London, memperkirakan, di era Obama serangan drone AS sudah terjadi 326 kali. Menurut biro itu, sejak tahun 2004, pesawat nirawak andalan CIA tersebut telah menewaskan 2.500 sampai 3.600 orang, termasuk di dalamnya, 950 warga sipil.
Seperti diketahui, Presiden Obama memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2009, namun dia telah memerintahkan sekitar 325 serangan pesawat tak berawak terhadap tersangka teroris dan pemberontak di Pakistan dan Yaman.
Obama meraih Nobel Perdamaian tahun 2009, kurang dari satu tahun dia menjabat presiden AS. Dia meraih Nobel Perdamaian 2009, gara-gara aspirasinya tentang pelucutan senjata nuklir.
Penasihat Obama, Dan Pfeiffer mengatakan kepada program This Week ABC, bahwa Presiden AS itu selalu frustasi tentang setiap kebocoran dokumen. ”Saya belum berbicara dengannya tentang buku ini. Saya belum membacanya. Dia belum membacanya. Tapi dia membenci kebocoran,” kata Pfeifer.
Obama selama ini telah membela dia, bahwa serangan drone dilakukan untuk menghentikan teroris di tempat-tempat terpencil, sebelum mereka dapat menyerang warga sipil.
”Mari kita ingat bahwa teroris menargetkan warga sipil, dan korban tewas akibat tindakan terorisme mereka terhadap umat Islam jauh melebihi perkiraan korban sipil dari serangan pesawat tak berawak,” ujarnya, dalam pidato di Universitas Pertahanan Nasional, pada Mei 2013 lalu.
“(Dia) benar-benar mahir membunuh orang,” bunyi anekdot dalam buku itu, yang dirilis Washington Post, kemarin (3/11/2013).
Ungkapan itu, menurut media AS tersebut disampaikan Obama kepada ajudannya, perihal program serangan drone yang dioperasikan di Paksitan dan Yaman.
Bocoran itu sekaligus menjadi kritik pedas, atas penerimaan Nobel Perdamaian pada tahun 2009 yang diraih presiden yang masa kecilnya pernah tinggal di Indonesia itu.
Sebuah biro jurnalisme investigasi yang berbasis di London, memperkirakan, di era Obama serangan drone AS sudah terjadi 326 kali. Menurut biro itu, sejak tahun 2004, pesawat nirawak andalan CIA tersebut telah menewaskan 2.500 sampai 3.600 orang, termasuk di dalamnya, 950 warga sipil.
Seperti diketahui, Presiden Obama memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2009, namun dia telah memerintahkan sekitar 325 serangan pesawat tak berawak terhadap tersangka teroris dan pemberontak di Pakistan dan Yaman.
Obama meraih Nobel Perdamaian tahun 2009, kurang dari satu tahun dia menjabat presiden AS. Dia meraih Nobel Perdamaian 2009, gara-gara aspirasinya tentang pelucutan senjata nuklir.
Penasihat Obama, Dan Pfeiffer mengatakan kepada program This Week ABC, bahwa Presiden AS itu selalu frustasi tentang setiap kebocoran dokumen. ”Saya belum berbicara dengannya tentang buku ini. Saya belum membacanya. Dia belum membacanya. Tapi dia membenci kebocoran,” kata Pfeifer.
Obama selama ini telah membela dia, bahwa serangan drone dilakukan untuk menghentikan teroris di tempat-tempat terpencil, sebelum mereka dapat menyerang warga sipil.
”Mari kita ingat bahwa teroris menargetkan warga sipil, dan korban tewas akibat tindakan terorisme mereka terhadap umat Islam jauh melebihi perkiraan korban sipil dari serangan pesawat tak berawak,” ujarnya, dalam pidato di Universitas Pertahanan Nasional, pada Mei 2013 lalu.
(mas)