Iran berusaha lakukan pendekatan baru dengan IAEA
A
A
A
Sindonews.com – Kepala perunding nuklir Iran, Abbas Araqchi, pada Senin (28/10/2013), menyerukan "pendekatan baru" dalam hubungan dengan badan pengawas atom PBB (IAEA).
"Kami berpikir, bahwa ini saatnya untuk mengambil pendekatan baru untuk menyelesaikan pertanyaan antara Iran dan IAEA," kata Araqchi di Wina saat ia bertemu dengan Kepala IAEA, Yukiya Amano.
Dia menyebut pertemuan itu, yang merupakan pertemuan pertama dalam serangkaian pertemuan di Wina pada pekan ini dan dimaksudkan untuk membuka jalan bagi pembicaraan antara Iran dengan kelompok P5 +1 di Jenewa pada 7-8 November, sebagai "sangat berguna dan konstruktif".
Sementara Amano sendiri mengatakan, pembicaraan ini adalah "kesempatan yang sangat penting". “Sangat penting bagi kita semua untuk menunjukkan kemajuan nyata," kata Amano, seperti dikutip dari AFP.
Dua pekan mendatang, tujuh tim ahli Iran akan bertemu dengan rekan-rekan mereka dari enam negara yang disebut P5 +1, yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China, dan Rusia, ditambah Jerman.
Hingga kini, dunia internasional masih khawatir dengan program nuklir Iran. Barat menuduh Iran bermaksud membangun bom atom dengan program nuklir mereka. Sementara Iran sendiri membantah keras tudingan itu dan menyebut program nuklir mereka bertujuan damai.
"Kami berpikir, bahwa ini saatnya untuk mengambil pendekatan baru untuk menyelesaikan pertanyaan antara Iran dan IAEA," kata Araqchi di Wina saat ia bertemu dengan Kepala IAEA, Yukiya Amano.
Dia menyebut pertemuan itu, yang merupakan pertemuan pertama dalam serangkaian pertemuan di Wina pada pekan ini dan dimaksudkan untuk membuka jalan bagi pembicaraan antara Iran dengan kelompok P5 +1 di Jenewa pada 7-8 November, sebagai "sangat berguna dan konstruktif".
Sementara Amano sendiri mengatakan, pembicaraan ini adalah "kesempatan yang sangat penting". “Sangat penting bagi kita semua untuk menunjukkan kemajuan nyata," kata Amano, seperti dikutip dari AFP.
Dua pekan mendatang, tujuh tim ahli Iran akan bertemu dengan rekan-rekan mereka dari enam negara yang disebut P5 +1, yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China, dan Rusia, ditambah Jerman.
Hingga kini, dunia internasional masih khawatir dengan program nuklir Iran. Barat menuduh Iran bermaksud membangun bom atom dengan program nuklir mereka. Sementara Iran sendiri membantah keras tudingan itu dan menyebut program nuklir mereka bertujuan damai.
(esn)