Singgung keyakinan Syiah, koran reformis Iran diberedel
Senin, 28 Oktober 2013 - 15:52 WIB

Singgung keyakinan Syiah, koran reformis Iran diberedel
A
A
A
Sindonews.com - Pengawas pers Iran telah melarang penerbitan surat kabar reformis, Bahar. Alasannya, koran itu telah menerbitkan sebuah artikel yang mempertanyakan keyakinan para kaum Syiah.
Kasus penerbitan artikel yang menyinggung soal keyakinan kaum Syiah itu sudah dibawa ke pengadilan. ”Berdasarkan putusan yang dikeluarkan oleh dewan pengawas pers, koran Bahar telah dilarang terbit, dan kasusnya telah dibawa ke pengadilan,” kata Alaedin Zohourian, kepala pengawas pers, seperti dikutip kantor berita Mehr, Senin (28/10/2013).
Surat kabar Bahar telah mengeluarkan catatan permintaan maaf. Mereka mengatakan, penerbitan sebuah artikel pada minggu lalu merupakan,”kesalahan yang tidak disengaja.” “Dan (penerbitan) ditunda sementara pada hari Sabtu untuk meredam ketegangan,” bunyi pernyataan dari redaksi surat kabar Iran itu.
”Artikel yang sayangnya menyakiti perasaan orang yang beriman diterbitkan karena kesalahan teknis. (Lewat) editorial (kami) telah meminta maaf beberapa kali dan mengkritik, bahwa artikel itu bertentangan dengan politik redaksi Bahar,” lanjut pernyataan redaksi tersebut.
Presiden baru Iran, Hassan Rouhani , yang memiliki dukungan dari kaum reformis dan moderat, telah berjanji untuk bekerja demi kebebasan sosial, seperti yang dia janjikan selama kampanye pemilu lalu. Beberapa wartawan reformis dan aktivis politik telah dibebaskan sejak ia menjabat sebagai Presiden Iran pada bulan Agustus 2013.
Kasus penerbitan artikel yang menyinggung soal keyakinan kaum Syiah itu sudah dibawa ke pengadilan. ”Berdasarkan putusan yang dikeluarkan oleh dewan pengawas pers, koran Bahar telah dilarang terbit, dan kasusnya telah dibawa ke pengadilan,” kata Alaedin Zohourian, kepala pengawas pers, seperti dikutip kantor berita Mehr, Senin (28/10/2013).
Surat kabar Bahar telah mengeluarkan catatan permintaan maaf. Mereka mengatakan, penerbitan sebuah artikel pada minggu lalu merupakan,”kesalahan yang tidak disengaja.” “Dan (penerbitan) ditunda sementara pada hari Sabtu untuk meredam ketegangan,” bunyi pernyataan dari redaksi surat kabar Iran itu.
”Artikel yang sayangnya menyakiti perasaan orang yang beriman diterbitkan karena kesalahan teknis. (Lewat) editorial (kami) telah meminta maaf beberapa kali dan mengkritik, bahwa artikel itu bertentangan dengan politik redaksi Bahar,” lanjut pernyataan redaksi tersebut.
Presiden baru Iran, Hassan Rouhani , yang memiliki dukungan dari kaum reformis dan moderat, telah berjanji untuk bekerja demi kebebasan sosial, seperti yang dia janjikan selama kampanye pemilu lalu. Beberapa wartawan reformis dan aktivis politik telah dibebaskan sejak ia menjabat sebagai Presiden Iran pada bulan Agustus 2013.
(mas)