Wafat, Sultan Sulu minta pengikutnya rebut Sabah
A
A
A
Sindonews.com - Sultan Sulu, Jamalul Karim III, meninggal dunia kemarin (20/10) di sebuah rumah sakit di Filipina. Dia meninggal di usia 75 tahun, setelah mengalami gagal organ.
Nama Sultan Jamalul Karim ramai dibicarakan di kawasan Asia Tenggara, setelah para pengikutnya menginvasi Sabah, Malaysia, Februari 2013 silam. Puluhan orang tewas, dan invasi itu sempat memicu krisis keamanan di Malaysia.
Sebelum meninggal dunia, Sultan Sulu berwasiat, agar keluarga dan para pengikutnya merebut wilayah Sabah, yang telah dia klaim. Wasiat itu disampaikan istri Sultan Jamalul Karim, Fatima Celia, kepada kantor berita Associated Press.
Pada Februari 2013, wilayah pedesaan di Lahad Datu, Sabah, diserbu sekitar 200 orang. Kebanyakan mereka bersenjata api. Penyerbuan itu dipimpin adik Jamalul Karim.
Penyerbuan mendadak ini mengejutkan Pemerintah Malaysia, yang dibalas dengan pengiriman pasukan militer dengan melancarkan serangan udara. Pertempuran sporadis terjadi, dan menewaskan puluhan orang sebelum ketegangan di Sabah mereda.
Malaysia memerintah Sabah, wilayah yang terletak di Kalimantan bagian utara, sejak 1960-an. Sedangkan Kesultanan Sulu berdiri sejak 1400-an atau ratusan tahun sebelum Filipina dan Malaysia berdiri. ”Keluarga sultan mengklaim, bahwa Sabah adalah bagian dari Sulu dan hanya disewakan kepada Malaysia,” tulis BBC, dalam laporannya, mengutip keterangan pihak Kesultanan Sulu.
Sedangkan para pejabat Malaysia mengatakan, bahwa pembayaran uang sewa tahunan adalah bagian dari perjanjian yang membuat Kuala Lumpur memegang hak penuh atas Sabah.
Nama Sultan Jamalul Karim ramai dibicarakan di kawasan Asia Tenggara, setelah para pengikutnya menginvasi Sabah, Malaysia, Februari 2013 silam. Puluhan orang tewas, dan invasi itu sempat memicu krisis keamanan di Malaysia.
Sebelum meninggal dunia, Sultan Sulu berwasiat, agar keluarga dan para pengikutnya merebut wilayah Sabah, yang telah dia klaim. Wasiat itu disampaikan istri Sultan Jamalul Karim, Fatima Celia, kepada kantor berita Associated Press.
Pada Februari 2013, wilayah pedesaan di Lahad Datu, Sabah, diserbu sekitar 200 orang. Kebanyakan mereka bersenjata api. Penyerbuan itu dipimpin adik Jamalul Karim.
Penyerbuan mendadak ini mengejutkan Pemerintah Malaysia, yang dibalas dengan pengiriman pasukan militer dengan melancarkan serangan udara. Pertempuran sporadis terjadi, dan menewaskan puluhan orang sebelum ketegangan di Sabah mereda.
Malaysia memerintah Sabah, wilayah yang terletak di Kalimantan bagian utara, sejak 1960-an. Sedangkan Kesultanan Sulu berdiri sejak 1400-an atau ratusan tahun sebelum Filipina dan Malaysia berdiri. ”Keluarga sultan mengklaim, bahwa Sabah adalah bagian dari Sulu dan hanya disewakan kepada Malaysia,” tulis BBC, dalam laporannya, mengutip keterangan pihak Kesultanan Sulu.
Sedangkan para pejabat Malaysia mengatakan, bahwa pembayaran uang sewa tahunan adalah bagian dari perjanjian yang membuat Kuala Lumpur memegang hak penuh atas Sabah.
(mas)