Ledakan bom nodai perayaan Idul Adha di Irak
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah bom yang ditanam di pinggir jalan meledak di tengah jalannya proses salat Idul Adha di Kota Kirkuk, Irak utara, Selasa (15/10/2013) pagi. Demikian diungkapkan sumber kepolisian setempat dalam kondisi anonimitas kepada Xinhua.
Sebuah sumber kepolisian di wilayah Kirkuk mengatakan, sebuah bom yang ditanam di pinggir jalan meledak di dekat Masjid al-Quds, sekitar 250 km dari utara Ibu Kota Baghdad, setelah umat muslim melakukan solat Idul Adha.
"Delapan orang dilaporkan tewas, sementara 12 orang lainnya menderita luka-luka. Ledakan itu juga merusak mobil dan sejumlah rumah di sekitar sumber ledakan," imbuh polisi tersebut.
Kendati belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom mobil tersebut, kekerasan itu menandai semakin sengitnya konflik sektarian di Irak, sejak lengsernya rezim Saddam Hussein. Sejauh ini, al-Qaeda sering kali mengklaim telah melancarkan serangan serupa. Hal itu memicu kekhawatiran meningkatnya aksi kekerasan yang dilakukan oleh teroris dan milisi, terutama sejak Irak berupa menangkal meluasnya aksi kekerasan yang terjadi di Suriah.
Irak menyaksikan letusan kekerasan terburuk dalam beberapa tahun terakhir, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu meluncur kembali ke konflik sipil, yang mencapai puncaknya pada 2006 dan 2007, ketika jumlah korban tewas bulanan terkadang melebihi 3.000 jiwa.
Misi Bantuan PBB untuk Irak mengatakan, pada awal bulan ini hampir 6.000 warga sipil tewas dan 14 ribu lainnya terluka dalam aksi kekerasan di Irak, sejak Januari hingga September tahun ini.
Sebuah sumber kepolisian di wilayah Kirkuk mengatakan, sebuah bom yang ditanam di pinggir jalan meledak di dekat Masjid al-Quds, sekitar 250 km dari utara Ibu Kota Baghdad, setelah umat muslim melakukan solat Idul Adha.
"Delapan orang dilaporkan tewas, sementara 12 orang lainnya menderita luka-luka. Ledakan itu juga merusak mobil dan sejumlah rumah di sekitar sumber ledakan," imbuh polisi tersebut.
Kendati belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom mobil tersebut, kekerasan itu menandai semakin sengitnya konflik sektarian di Irak, sejak lengsernya rezim Saddam Hussein. Sejauh ini, al-Qaeda sering kali mengklaim telah melancarkan serangan serupa. Hal itu memicu kekhawatiran meningkatnya aksi kekerasan yang dilakukan oleh teroris dan milisi, terutama sejak Irak berupa menangkal meluasnya aksi kekerasan yang terjadi di Suriah.
Irak menyaksikan letusan kekerasan terburuk dalam beberapa tahun terakhir, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu meluncur kembali ke konflik sipil, yang mencapai puncaknya pada 2006 dan 2007, ketika jumlah korban tewas bulanan terkadang melebihi 3.000 jiwa.
Misi Bantuan PBB untuk Irak mengatakan, pada awal bulan ini hampir 6.000 warga sipil tewas dan 14 ribu lainnya terluka dalam aksi kekerasan di Irak, sejak Januari hingga September tahun ini.
(esn)