Panglima perang Afghanistan minta maaf pada korban

Jum'at, 11 Oktober 2013 - 16:12 WIB
Panglima perang Afghanistan...
Panglima perang Afghanistan minta maaf pada korban
A A A
Sindonews.com - Jenderal Abdul Rashid Dostum, Panglima perang Afghanistan yang paling ditakuti di negara itu meminta maaf kepada masyarakat Afghanistan atas perannya dalam perang sipil yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade, Kamis (10/10/10). Ini adalah sebuah tindakan yang belum pernah dilakukan oleh panglima perang di Afghanistan.

Permintaan maaf Dostum datang bersamaan dengan niatnya mencalonkan diri sebagai wakil Presiden dalam pemilu 2014 mendatang. "Tidak ada "merpati putih" selama dua dekade terakhir dan sudah waktunya untuk meminta maaf, " ungkap Dostum.

"Saya ingin menjadi orang pertama yang mengatakan, bahwa kita meminta maaf kepada semua orang dari kedua belah pihak yang berperang dan saya mencoba menjadikan memiliki pemilu mendatang sebagai sebuah halaman baru dalam politik negara kita, di mana perang bukanlah solusi untuk mengatasi sejumlah perbedaan di antara kita, melainkan melalui toleransi, reformasi dan dialog. Dengan itulah kita dapat mewujudkan persatuan nasional," ungkap Dostum dalam akun facebooknya yang diterjemahkan oleh Afghanistan Analysts Network.

"Saya berharap hari ini dan seterusnya tidak ada lagi pengalaman pahit yang kita alami, serta tak akan pernah terulang," imbuh Dostum. Ia adalah satu-satunya kandidat wakil presiden yang paling kontroversial. Sebagian besar pasukannya yang berasal dari Uzbek dituduh telah merekrut anak laki-laki berusia 15 tahun dan melakukan pemerkosaan selama perang sipil di Afghaniatan.

Jenderal berusia 59 tahun ini menjadi buah bibir karena kebrutalannya saat memimpin Aliansi Utara di wilayah Selatan. Dia dituduh bertindak semena-mena dalam perang sipil tahun 1990-an dan perang melawan Taliban di sejumlah kota dan desa selama dua dekade belakangan.

Tuduhan paling jahat yang dialamatkan kepada Dostum adalah membuat 2.000 anggota Taliban mati lemas dalam sebuah kontainer logam, ribuan anggota Taliban itu menyerah di Kota Kunduz pada akhir tahun 2001. Namun, Dostum membantah tudingan tersebut. Dia juga dituduh mengikat tahanan di dekat moncong meriam sebelum meledakan meriam tersebut ke udara.
(esn)
Berita Terkait
Unjuk Rasa Pengungsi...
Unjuk Rasa Pengungsi Imigran Afghanistan di Batam
Pengungsi Afghanistan...
Pengungsi Afghanistan Demo ke Gedung DPR RI Tuntut Dipindah ke Negara Tujuan
Detik-Detik Pengungsi...
Detik-Detik Pengungsi Afghanistan Bakar Diri Terekam Video Amatir
Pencari Suaka Asal Afghanistan...
Pencari Suaka Asal Afghanistan Dirikan Tenda di Trotoar Kebon Sirih
Pengungsi Afghanistan...
Pengungsi Afghanistan Tiba di Bandara Dulles Virginia
Ratusan Imigran Afghanistan...
Ratusan Imigran Afghanistan Unjuk Rasa di Medan
Berita Terkini
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
41 menit yang lalu
Dendam, Israel Tak akan...
Dendam, Israel Tak akan Kirim Pejabat Senior ke Pemakaman Paus Fransiskus
3 jam yang lalu
130.000 Orang Berikan...
130.000 Orang Berikan Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus di Vatikan
4 jam yang lalu
Iran Tawarkan Kemitraan...
Iran Tawarkan Kemitraan Energi Nuklir dengan AS
4 jam yang lalu
Konflik Kashmir Memanas!...
Konflik Kashmir Memanas! Tentara India dan Pakistan Saling Tembak di Perbatasan
5 jam yang lalu
Trump Tawari Arab Saudi...
Trump Tawari Arab Saudi Paket Senjata Senilai Lebih dari Rp1.684 Triliun
6 jam yang lalu
Infografis
891 Tentara Israel Tewas...
891 Tentara Israel Tewas Selama Perang pada 2023-2024
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved