Demo ricuh ribuan guru pecah di Brazil
A
A
A
Sindonews.com – Demonstrasi damai sekitar 50 ribu guru yang berujung ricuh dan bentrok pecah di Brazil, semalam (7/10/2013). Demo yang semula menuntut kenaikan gaji itu, berubah menjadi bentrokan dengan aparat kepolisian yang bertindak keras terhadap demonstran.
Demonstrasi dimulai dengan pengerahan massa di pusat Kota Rio de Janeiro. Selain menuntut kenaikan gaji, puluhan ribu guru itu menuntut perbaikan sistem pendidikan. Tapi, para demonstran kecewa dengan sikap pemerintah yang bertindak represif dengan mengerahkan kekuatan polisi yang berlebihan.
Mereka telah menolak usulan pemerintah yang hendak menaikkan gaji guru sebesar 15 persen. Tidak hanya guru, sejumlah masyarakat dari berbagai profesi ikut bergabung dengan mereka. Mengutip laporan al-Jazeera, Selasa (8/10/2013), Angela Tenorio, seorang dokter di Brazil yang ikut demonstrasi menyerukan persatuan rakyat Brazil.
”Saya mendukung protes ini dengan bersatu. Kita harus bersatu untuk menghancurkan praktik korup. Kami tidak memiliki politisi, kita memiliki pencuri, penjahat!,” terika Tenorio.
Menurut polisi, sekitar 10 ribu demonstran, semalam, memenuhi jalan-jalan pusat kota. Sedangkan Serikat guru mengklaim jumlah demonstran sekitar 50 ribu orang. Kericuhan terjadi, ketika polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan, dan para demonstran membalasnya dengan lemparan batu dan bom molotov.
Sebagian demonstran yang mengenakan topeng menyalakan api untuk membakar sampah kayu dan memecahkan etalase jendela di sejumlah bangunan. Salah satu korban terbesar dari aksi vandalisme semalam adalah bus kota yang hangus total akibat dibakar massa.
Insiden itu terjadi satu minggu setelah para guru turun ke jalan. Demonstrasi juga dipicu kecemburuan anggaran. Di mana pemerintah terlalu berlebihan menganggarkan untuk pesta olahraga Piala Dunia, namun minim untuk anggaran pendidikan dan transportasi umum.
Demonstrasi dimulai dengan pengerahan massa di pusat Kota Rio de Janeiro. Selain menuntut kenaikan gaji, puluhan ribu guru itu menuntut perbaikan sistem pendidikan. Tapi, para demonstran kecewa dengan sikap pemerintah yang bertindak represif dengan mengerahkan kekuatan polisi yang berlebihan.
Mereka telah menolak usulan pemerintah yang hendak menaikkan gaji guru sebesar 15 persen. Tidak hanya guru, sejumlah masyarakat dari berbagai profesi ikut bergabung dengan mereka. Mengutip laporan al-Jazeera, Selasa (8/10/2013), Angela Tenorio, seorang dokter di Brazil yang ikut demonstrasi menyerukan persatuan rakyat Brazil.
”Saya mendukung protes ini dengan bersatu. Kita harus bersatu untuk menghancurkan praktik korup. Kami tidak memiliki politisi, kita memiliki pencuri, penjahat!,” terika Tenorio.
Menurut polisi, sekitar 10 ribu demonstran, semalam, memenuhi jalan-jalan pusat kota. Sedangkan Serikat guru mengklaim jumlah demonstran sekitar 50 ribu orang. Kericuhan terjadi, ketika polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan, dan para demonstran membalasnya dengan lemparan batu dan bom molotov.
Sebagian demonstran yang mengenakan topeng menyalakan api untuk membakar sampah kayu dan memecahkan etalase jendela di sejumlah bangunan. Salah satu korban terbesar dari aksi vandalisme semalam adalah bus kota yang hangus total akibat dibakar massa.
Insiden itu terjadi satu minggu setelah para guru turun ke jalan. Demonstrasi juga dipicu kecemburuan anggaran. Di mana pemerintah terlalu berlebihan menganggarkan untuk pesta olahraga Piala Dunia, namun minim untuk anggaran pendidikan dan transportasi umum.
(mas)