Bom bunuh diri guncang kafe di Irak, 12 tewas
A
A
A
Sindonews.com- Seorang pembom bunuh diri meledakkan diri di dalam sebuah kafe di kota Balad, Irak, yang dihuni mayoritas kaum Syriah pada Sabtu (5/10/2013). Menurut polisi setempat, 12 orang tewas akibat serangan bom bunuh diri itu.
Di tempat terpisah, sejumlah pria bersenjata menembak mati dua wartawan televisi Irak yang tengah bertugas di Kota Mosul utara.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 12 orang itu. Pemboman yang terjadi di Balad, itu mirip dengan serangan di kafe serupa, 40 hari yang lalu.
”Saya melihat jenazah sepupu saya. Itu benar-benar hangus dan sulit diidentifikasi,” kata Abdullah al-Baldawi, warga Balad, seperti dikutip Reuters.
Sedangkan penembakan brutal terhadap dua wartawan Irak, juga belum diketahui pelaku dan motifnya. Wilayah Mosul, merupakan Ibukota Provinsi Niniwe, yang dihuni mayoritas warga Sunni. Para wartawan di Irak, kerap membuat laporan kritis tentang pemimpin dari kaum Syiah di negara itu.
”Mereka ditembak di dada dan kepala, mereka dibunuh langsung,” kata sumber keamanan di Irak, yang menolak disebutkan namanya, dengan alasan keamanan.
Selain Suriah, Irak dianggap salah satu negara paling berbahaya bagi wartawan. Menurut Kelompok Jurnalisme Kebebasan Baghdad, sebanyak 261 wartawan telah tewas dan 46 lainnya diculik sejak tahun 2003 atau sejak Amerika Serikat menginvasi Irak.
Gubernur Provinsi Niniwe, Atheel al-Nujaifi mengutuk pembunuhan dua wartawan itu. ”Hal ini bertujuan untuk memberangus suara rakyat, suara kebenaran,” katanya. Menurut kelompok pemantau di Irak, korban tewas akibat kekerasan di negara itu pada tahun ini sudah mencapai lebih dari 6 ribu orang.
Di tempat terpisah, sejumlah pria bersenjata menembak mati dua wartawan televisi Irak yang tengah bertugas di Kota Mosul utara.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 12 orang itu. Pemboman yang terjadi di Balad, itu mirip dengan serangan di kafe serupa, 40 hari yang lalu.
”Saya melihat jenazah sepupu saya. Itu benar-benar hangus dan sulit diidentifikasi,” kata Abdullah al-Baldawi, warga Balad, seperti dikutip Reuters.
Sedangkan penembakan brutal terhadap dua wartawan Irak, juga belum diketahui pelaku dan motifnya. Wilayah Mosul, merupakan Ibukota Provinsi Niniwe, yang dihuni mayoritas warga Sunni. Para wartawan di Irak, kerap membuat laporan kritis tentang pemimpin dari kaum Syiah di negara itu.
”Mereka ditembak di dada dan kepala, mereka dibunuh langsung,” kata sumber keamanan di Irak, yang menolak disebutkan namanya, dengan alasan keamanan.
Selain Suriah, Irak dianggap salah satu negara paling berbahaya bagi wartawan. Menurut Kelompok Jurnalisme Kebebasan Baghdad, sebanyak 261 wartawan telah tewas dan 46 lainnya diculik sejak tahun 2003 atau sejak Amerika Serikat menginvasi Irak.
Gubernur Provinsi Niniwe, Atheel al-Nujaifi mengutuk pembunuhan dua wartawan itu. ”Hal ini bertujuan untuk memberangus suara rakyat, suara kebenaran,” katanya. Menurut kelompok pemantau di Irak, korban tewas akibat kekerasan di negara itu pada tahun ini sudah mencapai lebih dari 6 ribu orang.
(mas)