Polisi Filipina grebek rumah pemimpin pemberontak Muslim
A
A
A
Sindonews.com - Polisi Filipina masuk secara paksa ke rumah Nur Misuari, seorang pemimpin militan Muslim yang dituduh mendalangi serangan gerilya mematikan di selatan Filipina, Jumat (4/10/2013).
Juru Bicara Kepolisian wilayah selatan, Kepala Inspektur Ariel Huesca mengatakan, aparat kepolisian terpaksa menggunakan bahan peledak untuk masuk ke rumah Nur Misuari yang terletak di sebuah komplek di pinggiran Kota Zamboanga.
"Sejumlah aparat Kepolisian Nasional Filipina disebarkan di sekitar lokasi penggerebekan," ungkap Huesca. Menurutnya, polisi telah diperintahkan untuk menangkap Misuari dan menyita sejumlah amunisi yang mungkin telah ia simpan dalam sebuah dinding tinggi di tengah perumahan kelas menengah, sekitar tujuh kilometer dari lokasi pertempuran.
"Aparat tidak melakukan penangkapan dalam penggerebekan kali ini," ungkap Huesca. "Penyidik menyita sejumlah dokumen dan barang dari dalam rumah tersebut," imbuh Huesca yang menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Penggerebekan terjadi setelah polisi Filipina meminta jaksa untuk mengajukan tuntutan terhadap Misuari dan para pengikutnya yang melancarkan serangan terhadap polisi dan tentara di Zamboanga. Pertempuran yang berlangsung pada September lalu itu telah menewaskan lebih dari 200 orang.
Aparat kepolisian menuduh Misuari memasok senjata kepada anggota Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) ke Zamboanga 9 September, demi memblokir kesepakatan damai yang diusulkan antara pemerintah dan kelompok pemberontak Muslim saingannya. Pemerintah menuduh kelopok bersenjata tersebut menggunakan warga sipil sebagai tameng dan membakar rumah lebih dari 10 ribu orang.
Juru Bicara Kepolisian wilayah selatan, Kepala Inspektur Ariel Huesca mengatakan, aparat kepolisian terpaksa menggunakan bahan peledak untuk masuk ke rumah Nur Misuari yang terletak di sebuah komplek di pinggiran Kota Zamboanga.
"Sejumlah aparat Kepolisian Nasional Filipina disebarkan di sekitar lokasi penggerebekan," ungkap Huesca. Menurutnya, polisi telah diperintahkan untuk menangkap Misuari dan menyita sejumlah amunisi yang mungkin telah ia simpan dalam sebuah dinding tinggi di tengah perumahan kelas menengah, sekitar tujuh kilometer dari lokasi pertempuran.
"Aparat tidak melakukan penangkapan dalam penggerebekan kali ini," ungkap Huesca. "Penyidik menyita sejumlah dokumen dan barang dari dalam rumah tersebut," imbuh Huesca yang menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Penggerebekan terjadi setelah polisi Filipina meminta jaksa untuk mengajukan tuntutan terhadap Misuari dan para pengikutnya yang melancarkan serangan terhadap polisi dan tentara di Zamboanga. Pertempuran yang berlangsung pada September lalu itu telah menewaskan lebih dari 200 orang.
Aparat kepolisian menuduh Misuari memasok senjata kepada anggota Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) ke Zamboanga 9 September, demi memblokir kesepakatan damai yang diusulkan antara pemerintah dan kelompok pemberontak Muslim saingannya. Pemerintah menuduh kelopok bersenjata tersebut menggunakan warga sipil sebagai tameng dan membakar rumah lebih dari 10 ribu orang.
(esn)