Libanon berharap konferensi Jenewa II jadi solusi krisis Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Libanon, Michel Suleiman, menyatakan harapannya pada konferensi Jenewa II. Ia berharap, konferensi ini akan memecahkan kebuntuan atas krisis Suriah dan menjadi awal untuk mencapai solusi politik. Demikian seperti dilaporkan harian Libanon, Annahar, Sabtu (28/9/2013).
Suleiman mengatakan, ia mengharapkan konferensi perdamaian Jenewa II akan membuka jalan menuju solusi politik untuk krisis Suriah. Suleiman juga menegaskan keberatan negaranya untuk segala bentuk intervensi militer di Suriah.
“Kami menolak serangan dan meminta pihak asing untuk menjaga netralitas Libanon dan tidak menggunakannya sebagai bagian jalan (untuk menyerang Suriah)," ujarnya. Selain itu, Suleiman juga memanggil semua pihak di Libanon yang terlibat dalam krisis Suriah untuk menarik pasukan mereka dari wilayah Suriah.
Dalam kesempatan itu, Suleiman menyatakan, Libanon tidak keberatan mengambil bagian dalam konvensi Jenewa II. Pernyataan Presiden Libanon itu datang setelah diadopsinya resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Suriah.
Pada Jumat (27/9/2013), DK PBB sepakat untuk mengadopsi Resolusi 2118 yang bertujuan untuk membersihkan Suriah dari senjata kimia. Pemungutan suara itu dilakukan setelah Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), menyetujui rencana untuk menghancurkan stok Suriah pada pertengahan 2014.
"DK PBB memutuskan, bahwa Suriah tidak akan menggunakan, mengembangkan, memproduksi, atau memperoleh, menyimpan atau mempertahankan senjata kimia. Atau pemindahan secara langsung atau tidak langsung, senjata kimia kepada negara lain atau pihak non-negara," sebut bunyi resolusi itu.
Suleiman mengatakan, ia mengharapkan konferensi perdamaian Jenewa II akan membuka jalan menuju solusi politik untuk krisis Suriah. Suleiman juga menegaskan keberatan negaranya untuk segala bentuk intervensi militer di Suriah.
“Kami menolak serangan dan meminta pihak asing untuk menjaga netralitas Libanon dan tidak menggunakannya sebagai bagian jalan (untuk menyerang Suriah)," ujarnya. Selain itu, Suleiman juga memanggil semua pihak di Libanon yang terlibat dalam krisis Suriah untuk menarik pasukan mereka dari wilayah Suriah.
Dalam kesempatan itu, Suleiman menyatakan, Libanon tidak keberatan mengambil bagian dalam konvensi Jenewa II. Pernyataan Presiden Libanon itu datang setelah diadopsinya resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Suriah.
Pada Jumat (27/9/2013), DK PBB sepakat untuk mengadopsi Resolusi 2118 yang bertujuan untuk membersihkan Suriah dari senjata kimia. Pemungutan suara itu dilakukan setelah Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), menyetujui rencana untuk menghancurkan stok Suriah pada pertengahan 2014.
"DK PBB memutuskan, bahwa Suriah tidak akan menggunakan, mengembangkan, memproduksi, atau memperoleh, menyimpan atau mempertahankan senjata kimia. Atau pemindahan secara langsung atau tidak langsung, senjata kimia kepada negara lain atau pihak non-negara," sebut bunyi resolusi itu.
(esn)