Bunuh pembelot, pasukan Korsel umbar ratusan tembakan

Selasa, 17 September 2013 - 14:51 WIB
Bunuh pembelot, pasukan Korsel umbar ratusan tembakan
Bunuh pembelot, pasukan Korsel umbar ratusan tembakan
A A A
Sindonews.com – Pria yang ditembak mati pasukan penjaga Korea Selatan (Korsel), karena menyusup ke wilayah Korea Utara (Korut) dengan cara berenang, kemarin, ternyata adalah warga Korsel. Penjaga itu mengaku mengumbar ratusan tembakan untuk mencegah aksi pria Korsel yang disebut sebagai pembelot tersebut.

Seorang perwira militer Korsel, Jenderal Cho Jong-Sul, membenarkan tindakan pasukan penjaga Korsel itu. Menurutnya, tindakan tersebut sudah sesuai prosedur, karena penjaga itu sudah mengeluarkan peringatan sebelum akhirnya menembak mati pembelot yang diidentifikasi bernama Nam Yong-Ho, 47.

Nam, pria Korsel yang dicap sebagai pembelot, ditembak mati sekitar pukul 14.30 waktu setempat atau pukul 17.30 waktu GMT. Dia ditembak ketika berusaha memasuki wilayah Korut dengan cara berenang, menyeberangi sungai Imjin.

Jenderal Cho mengatakan, tentara penjaga pos perbatasan telah berulang kali berteriak, sebagai peringatan agar Nam kembali. Tapi, pria itu mengabaikan peringatan tersebut. Akhirnya komandan unit penjaga memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan tembakan. ”Beberapa ratus tembakan dilepaskan,” kata Cho, seperti dikutip Straits Times, Selasa (17/9/2013).

Pembelotan dari Korsel ke Korut, merupakan kasus langka. Pasalnya, pada umumnya warga Korut yang membelot ke Korsel. Motif pembelotan Nam, hingga kini belum diketahui. Pria itu dipastikan sengaja membelot, karena sudah mempersiapkan alat untuk menyeberangi sungai perbatasan itu. Salah satu alat yang ditemukan adalah pelampung.

”Prajurit memang seharusnya menembak orang-orang yang mengabaikan peringatan militer, yang melarikan diri ke daerah perbatasan,” lanjut Cho. ”Ini adalah situasi yang sangat mendesak, mengingat ia bisa saja pergi ke Korut dengan cepat, menggunakan perangkat yang dia kenakan.”

Nam, setelah tewas ditembak mati, diketahui membawa paspornya. Dia pernah mencari suaka politik di Jepang pada Juni 2013, namun ditolak dan dideportasi ke Korsel.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7913 seconds (0.1#10.140)