Iran sambut baik proposal transfer senjata kimia Suriah
Rabu, 11 September 2013 - 13:26 WIB

Iran sambut baik proposal transfer senjata kimia Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Luar Negeri Iran menyambut baik inisiatif Pemerintah Rusia untuk mengendalikan senjata kimia Suriah demi mencegah terjadinya perang lebih lanjut di kawasan Timur Tengah. Demikian diungkapkan, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Iran, Marziyeh Afkham dihadapan wartawan di Teheran, Selasa (10/9/2013).
"Pada tahap ini, kami menyambut inisiatif baik Rusia untuk mengakhiri krisis Suriah dan memandang itu untuk mengakhiri hasutan perang di kawasan," ungkap Afkham.
"Sebagai negara yang menentang penggunaan senjata kimia, kami selalu mengumumkan, bahwa kami selalu menginginkan wilayah kawasan yang bebas dari senjata kemusnahan massal dalam waktu yang bersamaan, kami mengungkapkan keprihatinan kami atas kepemilikan senjata kimia oleh kelompok teroris di Suriah dan menganggapnya hal itu berbahaya bagi keamanan kawasan dan dunia," lanjut Afkham.
Berbeda dengan sikap Pemerintah Iran, Pemerintah Turki justru berhati-hati menyikapi proposal transfer senjata kimia yang diajukan Pemerintah Rusia. Proposal itu berisi kesepakatan agar Pemerintah Suriah menghancurkan senjata kimia untuk mencegah serangan militer Amerika Serikat.
Pemerintah Turki memperingatkan, setelah ini, aksi pembantaian di Suriah mungkin dapat terus meningkat jika proposal itu hanyalah sebuah rencana yang bertujuan untuk mengulur waktu.
"Penyerahan senjata kimia Suriah akan menjadi sebuah perkembangan yang baik. Namun, jika rencana ini bertujuan untuk mengulur waktu bagi rezim, maka hal itu akan membuka jalan bagi aksi pembantaian lebih lanjut," terang Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu.
"Pada tahap ini, kami menyambut inisiatif baik Rusia untuk mengakhiri krisis Suriah dan memandang itu untuk mengakhiri hasutan perang di kawasan," ungkap Afkham.
"Sebagai negara yang menentang penggunaan senjata kimia, kami selalu mengumumkan, bahwa kami selalu menginginkan wilayah kawasan yang bebas dari senjata kemusnahan massal dalam waktu yang bersamaan, kami mengungkapkan keprihatinan kami atas kepemilikan senjata kimia oleh kelompok teroris di Suriah dan menganggapnya hal itu berbahaya bagi keamanan kawasan dan dunia," lanjut Afkham.
Berbeda dengan sikap Pemerintah Iran, Pemerintah Turki justru berhati-hati menyikapi proposal transfer senjata kimia yang diajukan Pemerintah Rusia. Proposal itu berisi kesepakatan agar Pemerintah Suriah menghancurkan senjata kimia untuk mencegah serangan militer Amerika Serikat.
Pemerintah Turki memperingatkan, setelah ini, aksi pembantaian di Suriah mungkin dapat terus meningkat jika proposal itu hanyalah sebuah rencana yang bertujuan untuk mengulur waktu.
"Penyerahan senjata kimia Suriah akan menjadi sebuah perkembangan yang baik. Namun, jika rencana ini bertujuan untuk mengulur waktu bagi rezim, maka hal itu akan membuka jalan bagi aksi pembantaian lebih lanjut," terang Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu.
(esn)