Krisis Suriah bakal kacaukan konsentrasi KTT G20

Kamis, 05 September 2013 - 14:42 WIB
Krisis Suriah bakal...
Krisis Suriah bakal kacaukan konsentrasi KTT G20
A A A
Sindonews.com - Para pemimpin dunia dari kelompok G20 negara akan bertemu di St Petersburg, Rusia, Kamis (5/9/2013) hingga Jumat (6/9/2013). Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang membahas masalah ekonomi dunia itu, bakal dikacaukan oleh masalah krisis Suriah, di mana AS dan Rusia memiliki sikap yang berseberangan.

Menjelang konferensi, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan bahwa tindakan terhadap tanpa persetujuan PBB, adalahh agresi ilegal. Sedangkan AS, semalam sudah mendapat dukungan panel Senat untuk menyerang Suriah. AS tinggal menunggu keputusan Kongres atau Parlemen untuk jadi atau tidak menyerang Suriah.

Seperti dikutip BBC, Kamis (5/9/2013), isu Suriah sebenarnya tidak resmi masuk dalam agenda konferensi G20. Kendati demikian, negara-negara yang ikut konferensi ramai memperbincangkan isu Suriah.

China yang sebelumnya bersama Rusia memveto embargo PBB untuk Suriah, diyakini akan berada di kubu Rusia yang menentang tindakan AS terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad. Dewan Keamanan PBB berulang kali menegaskan, bahwa pemecahan masalah tersebut harus melalui cara politik. Sikap yang sama juga disuarakan India dan Indonesia.

Sedangkan Obama semakin percaya diri dengan rencana invasi militernya ke Suriah, setelah mendapat dukungan dari Presiden Perancis, Francois Hollande, serta Turki. Arab Saudi, sebagai negara yang berpengaruh di kawasan Teluk juga cenderung memihak kelompok pemberontak Suriah.

Dalam sebuah wawancara menjelang konferensi G20, Presiden Putin menganggap janggal tuduhan penggunaan senjata kimia oleh rezim Assad seperti yang dituduhkan AS dan sekutunya. ”Hal itu menggelikan, bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad, sekutu Rusia, akan menggunakan senjata kimia di tanahnya sendiri,” katanya.

”Jika ada bukti bahwa senjata kimia telah digunakan, maka bukti itu harus disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB . Dan itu harus meyakinkan,” lanjut Putin.

Sementara itu, Obama sedang mencoba untuk membangun dukungan dari Parlemen AS untuk aksi militer terhadap Pemerintah Suriah. Berbicara di Swedia sebelum pergi ke Rusia, ia mengatakan dunia harus bersikap, setelah Suriah melampui “garis merah” terhadap penggunaan senjata kimia.

Dia mengklaim dukungan yang diperoleh AS berasal dari pembicaraan via telepon. ”Kredibilitas masyarakat internasional ada di telepon,” kata Obama . ”Kredibilitas Amerika dan Kongres ada di telepon, karena kami memberikan lip servis terhadap anggapan bahwa norma-norma internasional yang penting (telah dilanggar).”
(esn)
Berita Terkait
Para Pemimpin UE Siapkan...
Para Pemimpin UE Siapkan Sanksi Keras ke Rusia
Militer Rusia Kembali...
Militer Rusia Kembali Bombardir Fasilitas Utama di Ukraina
Rudal Rusia Hantam Pasar...
Rudal Rusia Hantam Pasar di Ukraina, 16 Orang Tewas
Pertempuran Sengit di...
Pertempuran Sengit di Mariupol, Pejuang Chechnya bunuh Pasukan Asing
Begini Momen saat Pesawat...
Begini Momen saat Pesawat Canggih Rusia SU-35S Hancurkan Markas Militer Ukraina dengan Rudal
Roket Uragan Rusia Hantam...
Roket Uragan Rusia Hantam Apartemen di Kota Chasiv Yar, 10 Tewas dan Puluhan Lain Tertimbun
Berita Terkini
Citra Satelit Ungkap...
Citra Satelit Ungkap Kemajuan Mencengangkan Proyek NEOM Mohammed bin Salman Senilai Rp8.418 Triliun
10 menit yang lalu
Di Ambang Perang dengan...
Di Ambang Perang dengan Pakistan, Kapal Perang India Tembakkan Rudal BrahMos
54 menit yang lalu
Terkonfirmasi! Kim Jong-un...
Terkonfirmasi! Kim Jong-un Kerahkan Tentara Korut ke Rusia untuk Perang Melawan Ukraina
1 jam yang lalu
Seteru Memanas, Menteri...
Seteru Memanas, Menteri Pakistan Ancam Serang India dengan Senjata Nuklir
1 jam yang lalu
Seorang Muslim Dibunuh...
Seorang Muslim Dibunuh Secara Brutal di Masjid Prancis dan Islam Dihina, Ini Respons Macron
2 jam yang lalu
Jemaah Masjid di Prancis...
Jemaah Masjid di Prancis Ditikam Puluhan Kali, Polisi Buru Tersangka
4 jam yang lalu
Infografis
Jerman Persiapkan Anak-anak...
Jerman Persiapkan Anak-anak Hadapi Krisis Perang Dunia III
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved