Niat Inggris serang Suriah kandas
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri Inggris, David Cameron telah kehilangan dukungan dalam pemungutan suara parlemen terkait rencananya untuk menyerang Suriah. Dalam pemungutan suara semalam, mayoritas anggota parlemen menolak jika Inggris menyerang Suriah.
Menteri Pertahanan Inggris, Philip Hammond, mengatakan bahwa Inggris tidak akan mengambil bagian dalam aksi militer. ”Saya berharap kami akan membawa argumen (invasi ke Suriah), tetapi kami memahami ada kecurigaan tentang keterlibatan (Inggris) di Timur Tengah,” kata Hammond, dikutip al-Jazeera.
Menurutnya, AS sebagai sekutu utama Inggris, akan kecewa, karena Inggris tidak akan terlibat dalam invasi militer. ”Saya tidak berharap bahwa kurangnya partisipasi Inggris akan menghentikan tindakan apapun (pada Suriah),” ujar Hammond.
Gagalnya upaya Inggris untuk menyerang Suriah, karena tidak didukung parlemen, adalah kekalahan pihak pemerintah yang menakjubkan. Karena jauh hari sebelumnya, Pemerintah Inggris begitu yakin bisa bergabung dengan AS untuk menghukum rezim Presiden Bashar al-Assad atas tuduhan serangan senjata kimia.
Dalam sebuah pernyataan singkat kepada parlemen, Cameron, seperti dikutip BBC, Jumat (30/8/2013) mengatakan, bahwa orang-orang Inggris tidak ingin melihat aksi militer di Suriah. ”Hasil pemungutan suara oleh parlemen Inggris, mencerminkan pandangan, bahwa orang-orang Inggris, tidak ingin melihat aksi militer Inggris."
Kendati demikian, Cameron berupaya melobi kembali parlemen untuk mengubah keputusannya. Tony Travers , direktur departemen pemerintah di London School of Economics , mengatakan, Cameron telah jelas salah perhitungan ketika ia membawa parlemen kembali dalam ambisinya untuk menyerang Suriah.
”Jelas, ini akan dipandang sebagai kekalahan, itu menunjukkan dia punya politik yang salah, baik dengan oposisi dan dengan beberapa anggota partainya sendiri,” kata Travers. ”Ini tidak besar, itu tidak brilian, juga bukan akhir dunia baginya. Dia kehilangan penilaian sebelumnya. Itu tidak selalu menghentikan mereka mengambil tindakan lebih lanjut, tetapi mereka akan harus mulai lagi.”
Menteri Pertahanan Inggris, Philip Hammond, mengatakan bahwa Inggris tidak akan mengambil bagian dalam aksi militer. ”Saya berharap kami akan membawa argumen (invasi ke Suriah), tetapi kami memahami ada kecurigaan tentang keterlibatan (Inggris) di Timur Tengah,” kata Hammond, dikutip al-Jazeera.
Menurutnya, AS sebagai sekutu utama Inggris, akan kecewa, karena Inggris tidak akan terlibat dalam invasi militer. ”Saya tidak berharap bahwa kurangnya partisipasi Inggris akan menghentikan tindakan apapun (pada Suriah),” ujar Hammond.
Gagalnya upaya Inggris untuk menyerang Suriah, karena tidak didukung parlemen, adalah kekalahan pihak pemerintah yang menakjubkan. Karena jauh hari sebelumnya, Pemerintah Inggris begitu yakin bisa bergabung dengan AS untuk menghukum rezim Presiden Bashar al-Assad atas tuduhan serangan senjata kimia.
Dalam sebuah pernyataan singkat kepada parlemen, Cameron, seperti dikutip BBC, Jumat (30/8/2013) mengatakan, bahwa orang-orang Inggris tidak ingin melihat aksi militer di Suriah. ”Hasil pemungutan suara oleh parlemen Inggris, mencerminkan pandangan, bahwa orang-orang Inggris, tidak ingin melihat aksi militer Inggris."
Kendati demikian, Cameron berupaya melobi kembali parlemen untuk mengubah keputusannya. Tony Travers , direktur departemen pemerintah di London School of Economics , mengatakan, Cameron telah jelas salah perhitungan ketika ia membawa parlemen kembali dalam ambisinya untuk menyerang Suriah.
”Jelas, ini akan dipandang sebagai kekalahan, itu menunjukkan dia punya politik yang salah, baik dengan oposisi dan dengan beberapa anggota partainya sendiri,” kata Travers. ”Ini tidak besar, itu tidak brilian, juga bukan akhir dunia baginya. Dia kehilangan penilaian sebelumnya. Itu tidak selalu menghentikan mereka mengambil tindakan lebih lanjut, tetapi mereka akan harus mulai lagi.”
(esn)