Rezim Suriah: Oposisi sengaja memancing intervensi militer asing
A
A
A
Sindonews.com - Bashar al-Jaafari, Duta Besar Suriah untuk PBB menuduh pasukan pemberontak menggunakan senjata kimia untuk mendorong kekuatan asing agar mengambil tindakan militer terhadap pemerintah Suriah.
"Sejumlah fakta yang ditemukan cenderung membuktikan, bahwa Pemerintah Suriah tidak bersalah atas semua tuduhan palsu yang telah dilontarkan," ungkap Jaafari, Rabu (28/8/2013).
"Fakta yang ada menunjukkan, kelompok bersenjata menggunakan senjata kimia untuk mengantarkan internvensi militer dan agresi terhadap Suriah," lanjut Jaafari.
Jaafari kemudiah melontarkan tudingan, Barat dan Turki telah mengizinkan kelompok teroris Suriah untuk membuat sebuah laboratorium senjata kimia di wilayah Turki. Sementara material pembuatan senjata kimia itu disediakan oleh Turki, Arab Saudi, dan Qatar. Setelah dibuat, senjata kimia itu dibawa ke Suriah untuk digunakan.
Seperti diketahui, belum ada keputusan final soal opsi yang akan ditempuh Amerika Serikat (AS) terhadap Suriah. Tapi, militer AS saat ini mengaku hanya menunggu aba-aba Presiden Barack Obama untuk menyerang Suriah.
The Guardian sebelumnya melaporkan, bahwa pesawat tempur dan pengangkut militer mulai tiba di pangkalan udara Inggris di Siprus, sekitar 100 km dari pantai Suriah. Hal itu, sebagai tanda adanya peningkatan persiapan untuk serangan militer.
Angkatan Laut AS yang memiliki empat kapal perang serta dipersenjatai dengan rudal jelajah, juga telah siaga di Mediterania timur. Laporan lain menyebut, dua kapal selam nuklir juga disiagakan.
Warga Suriah pun merespon dengan garang. Mereka siap mengangkat senjata demi mempertahankan tanah air mereka. Sejumlah warga Suriah, khususnya yang mendukung rezim presiden Bashar al-Assad, percaya kunjungan tim investigasi PBB ke Suriah hanya sebuah langkah untuk membenarkan serangan militer AS dan sekutunya terhadap Suriah.
"Sejumlah fakta yang ditemukan cenderung membuktikan, bahwa Pemerintah Suriah tidak bersalah atas semua tuduhan palsu yang telah dilontarkan," ungkap Jaafari, Rabu (28/8/2013).
"Fakta yang ada menunjukkan, kelompok bersenjata menggunakan senjata kimia untuk mengantarkan internvensi militer dan agresi terhadap Suriah," lanjut Jaafari.
Jaafari kemudiah melontarkan tudingan, Barat dan Turki telah mengizinkan kelompok teroris Suriah untuk membuat sebuah laboratorium senjata kimia di wilayah Turki. Sementara material pembuatan senjata kimia itu disediakan oleh Turki, Arab Saudi, dan Qatar. Setelah dibuat, senjata kimia itu dibawa ke Suriah untuk digunakan.
Seperti diketahui, belum ada keputusan final soal opsi yang akan ditempuh Amerika Serikat (AS) terhadap Suriah. Tapi, militer AS saat ini mengaku hanya menunggu aba-aba Presiden Barack Obama untuk menyerang Suriah.
The Guardian sebelumnya melaporkan, bahwa pesawat tempur dan pengangkut militer mulai tiba di pangkalan udara Inggris di Siprus, sekitar 100 km dari pantai Suriah. Hal itu, sebagai tanda adanya peningkatan persiapan untuk serangan militer.
Angkatan Laut AS yang memiliki empat kapal perang serta dipersenjatai dengan rudal jelajah, juga telah siaga di Mediterania timur. Laporan lain menyebut, dua kapal selam nuklir juga disiagakan.
Warga Suriah pun merespon dengan garang. Mereka siap mengangkat senjata demi mempertahankan tanah air mereka. Sejumlah warga Suriah, khususnya yang mendukung rezim presiden Bashar al-Assad, percaya kunjungan tim investigasi PBB ke Suriah hanya sebuah langkah untuk membenarkan serangan militer AS dan sekutunya terhadap Suriah.
(esn)