Menlu China sebut Jepang tak tulus bahas sengketa maritim
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Luar Negeri China, Li Baodong, pada Selasa (27/8/2013), mengatakan, Pemerintah Jepang tidak tulus untuk membahas sengeketa sejumlah pulau di Laut China Timur. Pulau-pulau yang jadi sengketa itu, diklaim Jepang dengan nama Senkaku, dan diklaim China dengan nama Diaoyu.
Li Baodong mengakui, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe telah menyerukan dialog tingkat tinggi dengan China. Namun, pihaknya enggan menanggapi, karena seruan itu tidak serius. ”Seruan dari Jepang untuk pembicaraan tingkat tinggi itu tidak asli, tetapi hanya sok (akting),” katanya.
”Pertemuan antara pemimpin, bukan hanya untuk berjabat tangan dan difoto, tapi untuk menyelesaikan masalah,” ujar Li Baodong, kepada wartawan menjelang kehadiran Presiden Xi Jinping pada KTT G20 minggu depan, seperti dikutip Reuters.
”Jika Jepang ingin mengatur pertemuan untuk menyelesaikan masalah, mereka harus berhenti dengan omong kosong dan melakukan hal-hal untuk akting,” imbuh Li Baodong.
Selama ini, penempatan pesawat dan kapal dari kedua negara di sejumlah pulau yang menjadi sengketa, telah memicu ketegangan. Pihak Pemerintah Jepang menuding, kapal China telah memasuki pulau yang mereka anggap sebagai wilayah mereka. Namun, Pemerintah China mengklaim, kapal itu hanya patroli rutin di wilayah mereka sendiri.
”Dalam kondisi seperti ini, bagaimana kita bisa mengatur jadwal KTT seperti yang diinginkan Jepang?,” tanya Lia Baodong.
Li Baodong mengakui, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe telah menyerukan dialog tingkat tinggi dengan China. Namun, pihaknya enggan menanggapi, karena seruan itu tidak serius. ”Seruan dari Jepang untuk pembicaraan tingkat tinggi itu tidak asli, tetapi hanya sok (akting),” katanya.
”Pertemuan antara pemimpin, bukan hanya untuk berjabat tangan dan difoto, tapi untuk menyelesaikan masalah,” ujar Li Baodong, kepada wartawan menjelang kehadiran Presiden Xi Jinping pada KTT G20 minggu depan, seperti dikutip Reuters.
”Jika Jepang ingin mengatur pertemuan untuk menyelesaikan masalah, mereka harus berhenti dengan omong kosong dan melakukan hal-hal untuk akting,” imbuh Li Baodong.
Selama ini, penempatan pesawat dan kapal dari kedua negara di sejumlah pulau yang menjadi sengketa, telah memicu ketegangan. Pihak Pemerintah Jepang menuding, kapal China telah memasuki pulau yang mereka anggap sebagai wilayah mereka. Namun, Pemerintah China mengklaim, kapal itu hanya patroli rutin di wilayah mereka sendiri.
”Dalam kondisi seperti ini, bagaimana kita bisa mengatur jadwal KTT seperti yang diinginkan Jepang?,” tanya Lia Baodong.
(esn)