Afghanistan tak buru-buru izinkan tentara AS gantikan NATO
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, mengatakan, ia tidak mau terburu-buru untuk menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat terkait penempatan pasukan AS di negaranya. Inti perjanjian itu, berupa kesediaan Afghanistan, bahwa pasukan AS akan bertugas menggantikan misi NATO yang berakhir tahun depan.
Pasukan NATO, akan meninggalkan Afghanistan akhir 2014. Pasukan asing dari gabungan berbagai negara itu, selama ini bertugas di Afghanistan untuk mengamankan negara itu dari gangguan gerilyawan Taliban. Setelah misi NATO berakhir, tanggung jawab keamanan Afghanistan akan diserahkan kepada pasukan Afghanistan.
AS sendiri terus menekan Afghanistan untuk membuat perjanjian keamanan bilateral (BSA). Isinya, memberikan mandat kepada tentara AS untuk berjaga di Afghanistan setelah misi NATO berakhir.
Diplomat AS mengatakan, mereka ingin perjanjian keamanan ditandatangani bulan Oktober 2013, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan menjelang Pemilihan Presiden Afghanistan tahun depan.
”Meskipun Amerika meminta Oktober, kami tidak akan terburu-buru, jika perjanjian yang disepakati selama berjalan baik,” kata Karzai kepada wartawan di Istana Kabul, Sabtu (24/8/2013), seperti dikutip Reuters.
”Dan jika tidak (berjalan baik), presiden berikutnya dapat membahas apakah menolak atau tidak menerima (perjanjian) itu,” lanjut Karzai.
Negara itu khawatir, perjanjian dengan AS akan bernasib sama seperti yang dialami Irak. Runtuhnya pakta antara AS dan Irak yang diteken tahun 2011 telah rusak, karena Irak menolak memberikan wewenang pada AS untuk menugaskan pasukannya disana. Akibatnya, AS menarik pasukannya, dan negara itu sampai saat ini terus dilanda konflik.
Pasukan NATO, akan meninggalkan Afghanistan akhir 2014. Pasukan asing dari gabungan berbagai negara itu, selama ini bertugas di Afghanistan untuk mengamankan negara itu dari gangguan gerilyawan Taliban. Setelah misi NATO berakhir, tanggung jawab keamanan Afghanistan akan diserahkan kepada pasukan Afghanistan.
AS sendiri terus menekan Afghanistan untuk membuat perjanjian keamanan bilateral (BSA). Isinya, memberikan mandat kepada tentara AS untuk berjaga di Afghanistan setelah misi NATO berakhir.
Diplomat AS mengatakan, mereka ingin perjanjian keamanan ditandatangani bulan Oktober 2013, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan menjelang Pemilihan Presiden Afghanistan tahun depan.
”Meskipun Amerika meminta Oktober, kami tidak akan terburu-buru, jika perjanjian yang disepakati selama berjalan baik,” kata Karzai kepada wartawan di Istana Kabul, Sabtu (24/8/2013), seperti dikutip Reuters.
”Dan jika tidak (berjalan baik), presiden berikutnya dapat membahas apakah menolak atau tidak menerima (perjanjian) itu,” lanjut Karzai.
Negara itu khawatir, perjanjian dengan AS akan bernasib sama seperti yang dialami Irak. Runtuhnya pakta antara AS dan Irak yang diteken tahun 2011 telah rusak, karena Irak menolak memberikan wewenang pada AS untuk menugaskan pasukannya disana. Akibatnya, AS menarik pasukannya, dan negara itu sampai saat ini terus dilanda konflik.
(esn)