Pemimpin Budha minta maaf kepada umat Muslim Malaysia
A
A
A
Sindonews.com – Kepala Imam Besar umat Budha Malaysia, Datuk K. Sri Dhammaratana, telah meminta maaf atas nama sekelompok umat Budha yang telah menggunakan sebuah surau di Johor untuk sesi ibadah mereka.
Dalam pernyataan singkat yang dikeluarkan Selasa (13/8/2013), Sri Dhammaratana menyatakan penyesalan atas insiden tersebut dan menyerukan pengikutnya untuk lebih memperhatikan kepekaan agama dalam ibadah mereka.
"Kami ingin meminta maaf kepada saudara-saudara Muslim kita atas tindakan kelompok umat Budha dari Singapura dalam melakukan sesi meditasi mereka di sebuah surau yang terletak di resor, di Kota Tinggi,” ujar Sri Dhammaratana, seperti dikutip dari thestar.com.my.
"Saya menyarankan umat Budha di Malaysia dan Singapura untuk menghormati sensitivitas agama dari agama-agama lain saat melaksanakan kewajiban agama kita sendiri dan tanggung jawab," lanjutnya.
Pernyataan itu dikeluarkan menyusul sebuah video yang menunjukkan sekelompok umat Budha, yang dipimpin oleh seorang biarawan, melantunkan nyanyian di dalam surau. Video yang berjudul "Surau dijadikan Tokong Buddha di Johor (Surau dikonversi ke kuil Buddha di Johor)", itu beredar di jaringan sosial.
Polisi telah menahan operator dari resor di Tanjung Sedili Besar untuk membantu penyelidikan. Insiden ini sedang diselidiki di bawah UU dengan tuduhan melukai atau mencemarkan tempat ibadah dengan niat untuk menghina agama.
Dalam pernyataan singkat yang dikeluarkan Selasa (13/8/2013), Sri Dhammaratana menyatakan penyesalan atas insiden tersebut dan menyerukan pengikutnya untuk lebih memperhatikan kepekaan agama dalam ibadah mereka.
"Kami ingin meminta maaf kepada saudara-saudara Muslim kita atas tindakan kelompok umat Budha dari Singapura dalam melakukan sesi meditasi mereka di sebuah surau yang terletak di resor, di Kota Tinggi,” ujar Sri Dhammaratana, seperti dikutip dari thestar.com.my.
"Saya menyarankan umat Budha di Malaysia dan Singapura untuk menghormati sensitivitas agama dari agama-agama lain saat melaksanakan kewajiban agama kita sendiri dan tanggung jawab," lanjutnya.
Pernyataan itu dikeluarkan menyusul sebuah video yang menunjukkan sekelompok umat Budha, yang dipimpin oleh seorang biarawan, melantunkan nyanyian di dalam surau. Video yang berjudul "Surau dijadikan Tokong Buddha di Johor (Surau dikonversi ke kuil Buddha di Johor)", itu beredar di jaringan sosial.
Polisi telah menahan operator dari resor di Tanjung Sedili Besar untuk membantu penyelidikan. Insiden ini sedang diselidiki di bawah UU dengan tuduhan melukai atau mencemarkan tempat ibadah dengan niat untuk menghina agama.
(esn)