Imam al-Azhar usulkan dialog rekonsiliasi Mesir
Imam al-Azhar usulkan dialog rekonsiliasi Mesir
A
A
A
Sindonews.com – Sheikh Ahmed al-Tayyib, imam besar al-Azhar, lembaga tinggi Islam terkenal di Mesir, mengusulkan dilakukannya pembicaraan untuk mengakhiri krisis politik di Mesir. Ahmed al-Tayyib berharap menjadi pengawas dalam pertemuan rekonsiliasi antar-kubu yang bertikai di Mesir.
Pada Sabtu (10/8/2013), para pejabat dari al-Azhar, mengatakan, mereka telah meminta para tokoh politik Mesir untuk bergabung dalam pertemuan rekonsiliasi nasional, yang akan dipantau imam besar al-Azhar.
Para pejabat al-Azhar, seperti dikutip BBC, Minggu (11/8/2013), telah mendekati sayap politik Ikhwanul Muslimin, yakni para anggota Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), dan kelompok Islamis terkemuka lainnya.
al-Azhar, yang merupakan lembaga yang sangat dihormati, selama ini memiliki peran penting dalam mempersatukan perbedaann politik di Mesir, sejak revolusi tahun 2011 yang berujung pada lengsernya Presiden Hosni Mubarak.
Sebelumnya, Perdana Menteri Interim Mesir, Hazem Beblawi, mengatakan, keputusan untuk membubarkan demonstrasi massa pro-Mohamed Morsi (Presiden Mesir terguling), yang beraksi di Rabaa al-Adawiya dan dekat Universitas Kairo adalah keputusan final. ”Pemerintah ingin memberikan kesempatan pada demonstran untuk berdamai, dan hidup wajar,” ujarnya.
Pada Sabtu (10/8/2013), para pejabat dari al-Azhar, mengatakan, mereka telah meminta para tokoh politik Mesir untuk bergabung dalam pertemuan rekonsiliasi nasional, yang akan dipantau imam besar al-Azhar.
Para pejabat al-Azhar, seperti dikutip BBC, Minggu (11/8/2013), telah mendekati sayap politik Ikhwanul Muslimin, yakni para anggota Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), dan kelompok Islamis terkemuka lainnya.
al-Azhar, yang merupakan lembaga yang sangat dihormati, selama ini memiliki peran penting dalam mempersatukan perbedaann politik di Mesir, sejak revolusi tahun 2011 yang berujung pada lengsernya Presiden Hosni Mubarak.
Sebelumnya, Perdana Menteri Interim Mesir, Hazem Beblawi, mengatakan, keputusan untuk membubarkan demonstrasi massa pro-Mohamed Morsi (Presiden Mesir terguling), yang beraksi di Rabaa al-Adawiya dan dekat Universitas Kairo adalah keputusan final. ”Pemerintah ingin memberikan kesempatan pada demonstran untuk berdamai, dan hidup wajar,” ujarnya.
(esn)
Explore More