Selidiki senjata kimia, inspektur PBB bersiap ke Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Inspektur PBB bersiap melakukan perjalanan ke Suriah secepat mungkin untuk menyelidiki tiga laporan penggunaan senjata kimia. Demikian, disampaiakan seorang juru bicara PBB, seperti dikutip CNN, Kamis (1/8/2013).
”Pengumuman kunjungan itu, sebagai tindak lanjut pembicaraan antara pemerintah Suriah dan perwakilan PBB pada pekan lalu, untuk urusan perlucutan senjata,” kata pihak PBB, dalam sebuah pernyataan.
Suriah telah terlibat dalam perang sipil berdarah selama lebih dari dua tahun. Sekitar lebih dari 100 ribu orang tewas dan jutaan lainnya telah mengungsi ke berbagai negara.
Di tengah pertempuran, ada banyak tuduhan, bahwa senjata kimia telah digunakan. Pada bulan Juni 2013, Gedung Putih mengatakan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menyeberangi “garis merah” dengan menggunakan senjata kimia, termasuk gas sarin untuk melawan pasukan pemberontak.
Hal itu mendorong pemerintah AS untuk mulai memberikan dukungan militer kepada pemberontak, meski sebelumnya enggan untuk melakukannya.
Sementara itu, pemerintah Suriah, mengklaim pejuang pemberontaklah yang telah menggunakan senjata kimia. Klaim itu, termasuk insiden pada Maret 2013 di kota Khan al-Asal, provinsi utara Aleppo.
Sedangkan para pejabat oposisi, mengatakan pemberontak tidak memiliki akses untuk kepemilikan senjata kimia atau rudal yang digunakan untuk serangan. Sebaliknya mereka menuding pasukan pemerintah yang menembakan “roket kimia” terhadap warga sipil dan pasukan oposisi. Kota Khan al-Asal akan menjadi salah satu dari tiga laporan yang akan diselidiki inspektur PBB.
”Pengumuman kunjungan itu, sebagai tindak lanjut pembicaraan antara pemerintah Suriah dan perwakilan PBB pada pekan lalu, untuk urusan perlucutan senjata,” kata pihak PBB, dalam sebuah pernyataan.
Suriah telah terlibat dalam perang sipil berdarah selama lebih dari dua tahun. Sekitar lebih dari 100 ribu orang tewas dan jutaan lainnya telah mengungsi ke berbagai negara.
Di tengah pertempuran, ada banyak tuduhan, bahwa senjata kimia telah digunakan. Pada bulan Juni 2013, Gedung Putih mengatakan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menyeberangi “garis merah” dengan menggunakan senjata kimia, termasuk gas sarin untuk melawan pasukan pemberontak.
Hal itu mendorong pemerintah AS untuk mulai memberikan dukungan militer kepada pemberontak, meski sebelumnya enggan untuk melakukannya.
Sementara itu, pemerintah Suriah, mengklaim pejuang pemberontaklah yang telah menggunakan senjata kimia. Klaim itu, termasuk insiden pada Maret 2013 di kota Khan al-Asal, provinsi utara Aleppo.
Sedangkan para pejabat oposisi, mengatakan pemberontak tidak memiliki akses untuk kepemilikan senjata kimia atau rudal yang digunakan untuk serangan. Sebaliknya mereka menuding pasukan pemerintah yang menembakan “roket kimia” terhadap warga sipil dan pasukan oposisi. Kota Khan al-Asal akan menjadi salah satu dari tiga laporan yang akan diselidiki inspektur PBB.
(esn)