Majalah China beberkan bukti suap Bo Xilai
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah majalah China, pada Selasa (30/7/2013), membeberkan bukti-bukti baru, bahwa mantan pejabat senior China, Bo Xilai telah menerima suap saat ia menjabat sebagai walikota. Saat menjadi penjabat, Xilai juga mencegah penyelidikan terhadap istrinya yang diduga terlibat pembunuhan terhadap pengusaha Inggris.
Jaksa mendakwa Bo dengan tuduhan menerima suap, penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi pada pekan lalu. Kasus dugaan korupsi Xilai, merupakan skandal terbesar sejak 1976 di China.
Caijing, sebuah majalah bisnis terkemuka, menulis laporan, dugaan penggelapan dan penyuapan terhadap Bo Xilai, 64, terjadi saat ia menjabat sebagai Walikota Dalian di Provinsi Liaoning. Kala itu, Xilai juga menjadi Partai Komunis China di barat daya kota Chongqing.
Menurut laporan Caijing, pengusaha properti menjalin hubungan dengan Bo Xilai, untuk memperpanjang kontrak usaha selama lebih dari dua dekade. Sebagai kompensasinya, Xilai diduga menerima suap.
Pengacara Bo Xilai, Li Guifang, menolak untuk mengomentari laporan Caijing. Pemerintah juga menyelidiki pejabat lain di Chongqing, termasuk mantan Direktur Kantor Umum Chongqing, Wu Wenkang, dan mantan Sekretaris Kabupaten Nan'an Chongqing, Xia Zeliang.
”Sedangkan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan terhadap Bo, adalah pencegahan penyelidikan oleh polisi terhadap istrinya, Gu Kailai, yang diduga terlibat dalam pembunuhan pengusaha Inggris, Neil Heywood,” tulis Caijing dikutip Reuters.
South China Morning Post, menyatakan, Bo Xilai telah dituduh menerima suap lebih dari 20 juta yuan atau USD3,2 juta. Ia juga dituduh menggelapkan lain 5 juta yuan.
Jaksa mendakwa Bo dengan tuduhan menerima suap, penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi pada pekan lalu. Kasus dugaan korupsi Xilai, merupakan skandal terbesar sejak 1976 di China.
Caijing, sebuah majalah bisnis terkemuka, menulis laporan, dugaan penggelapan dan penyuapan terhadap Bo Xilai, 64, terjadi saat ia menjabat sebagai Walikota Dalian di Provinsi Liaoning. Kala itu, Xilai juga menjadi Partai Komunis China di barat daya kota Chongqing.
Menurut laporan Caijing, pengusaha properti menjalin hubungan dengan Bo Xilai, untuk memperpanjang kontrak usaha selama lebih dari dua dekade. Sebagai kompensasinya, Xilai diduga menerima suap.
Pengacara Bo Xilai, Li Guifang, menolak untuk mengomentari laporan Caijing. Pemerintah juga menyelidiki pejabat lain di Chongqing, termasuk mantan Direktur Kantor Umum Chongqing, Wu Wenkang, dan mantan Sekretaris Kabupaten Nan'an Chongqing, Xia Zeliang.
”Sedangkan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan terhadap Bo, adalah pencegahan penyelidikan oleh polisi terhadap istrinya, Gu Kailai, yang diduga terlibat dalam pembunuhan pengusaha Inggris, Neil Heywood,” tulis Caijing dikutip Reuters.
South China Morning Post, menyatakan, Bo Xilai telah dituduh menerima suap lebih dari 20 juta yuan atau USD3,2 juta. Ia juga dituduh menggelapkan lain 5 juta yuan.
(esn)