Meningkat, jumlah perempuan Afghanistan yang bergabung dengan polisi
A
A
A
Sindonews.com – Meskipun ada hambatan budaya, namun saat ini dilaporkan kian banyak kaum perempuan Afghanistan yang mendaftarkan diri untuk bergabung dengan kepolisian negara itu. Hal ini dilakukan kaum perempuan Afghanistan, untuk mengamankan masa depan mereka.
"Saya bergabung dengan Kepolisian Nasional Afghanistan (ANP) untuk membela negara saya. Saya ingin membantu warga kami. Mereka telah menderita karena perang dan konflik selama tiga dekade terakhir. Saya ingin melayani mereka dengan menyediakan lingkungan yang damai," kata seorang polisi wanita Afghanistan, Karima Sabery.
Meningkatnya kaum perempuan yang mendaftar ke kepolisian, terlihat di Provinsi Herat, sebelah barat Afghanistan.
"Dua tahun lalu, hanya tiga perempuan yang terdaftar di pusat pelatihan polisi. Tetapi sekarang, 300 wanita telah menyelesaikan pelatihan dan bergabung dengan kepolisian di Herat dan beberapa puluhan menerima pelatihan di sini pada saat ini," kata Kolonel Mohammad Ibrahim, komandan pusat pelatihan polisi.
"Ini adalah kewajiban warga Afghanistan untuk membela negara mereka. Kita tidak harus bergantung pada pasukan asing yang bertanggung jawab atas keamanan kami. Orang-orang asing tidak diperlukan untuk memberikan keamanan di Afghanistan lagi,” kata Sabery pada Xinhua.
“Sekarang kita telah kuat. Tentara dan polisi kami sepenuhnya siap. Orang-orang asing bisa pergi sekarang," lanjut Sabery.
Pasukan pemerintah mengambil peran utama dalam operasi keamanan dari pasukan AS dan NATO yang dipimpin pada 18 Juni tahun ini. Pasukan keamanan Afghanistan akan mengambil alih tanggung jawab penuh untuk membela negara mereka sendiri ketika pasukan tempur asing akan meninggalkan pada akhir 2014.
Kolonel Ibrahim mengatakan, bahwa polwan menjalani pelatihan selama enam pekan untuk mempelajari penggunaan peralatan, persenjataan dan pertahanan diri, serta hukum Afghanistan. Dia mengatakan kelas untuk polisi wanita terpisah dari laki-laki di pusat pelatihan 640 km sebelah barat ibukota Afghanistan Kabul.
"Melayani bangsa bukan hanya tugas laki-laki. Hal ini juga kewajiban kita (kaum wanita) untuk melayani negara. Kami bertekad untuk melakukannya," kata Zahra Mortazaie, peserta pelatihan lainnya.
"Saya bergabung dengan Kepolisian Nasional Afghanistan (ANP) untuk membela negara saya. Saya ingin membantu warga kami. Mereka telah menderita karena perang dan konflik selama tiga dekade terakhir. Saya ingin melayani mereka dengan menyediakan lingkungan yang damai," kata seorang polisi wanita Afghanistan, Karima Sabery.
Meningkatnya kaum perempuan yang mendaftar ke kepolisian, terlihat di Provinsi Herat, sebelah barat Afghanistan.
"Dua tahun lalu, hanya tiga perempuan yang terdaftar di pusat pelatihan polisi. Tetapi sekarang, 300 wanita telah menyelesaikan pelatihan dan bergabung dengan kepolisian di Herat dan beberapa puluhan menerima pelatihan di sini pada saat ini," kata Kolonel Mohammad Ibrahim, komandan pusat pelatihan polisi.
"Ini adalah kewajiban warga Afghanistan untuk membela negara mereka. Kita tidak harus bergantung pada pasukan asing yang bertanggung jawab atas keamanan kami. Orang-orang asing tidak diperlukan untuk memberikan keamanan di Afghanistan lagi,” kata Sabery pada Xinhua.
“Sekarang kita telah kuat. Tentara dan polisi kami sepenuhnya siap. Orang-orang asing bisa pergi sekarang," lanjut Sabery.
Pasukan pemerintah mengambil peran utama dalam operasi keamanan dari pasukan AS dan NATO yang dipimpin pada 18 Juni tahun ini. Pasukan keamanan Afghanistan akan mengambil alih tanggung jawab penuh untuk membela negara mereka sendiri ketika pasukan tempur asing akan meninggalkan pada akhir 2014.
Kolonel Ibrahim mengatakan, bahwa polwan menjalani pelatihan selama enam pekan untuk mempelajari penggunaan peralatan, persenjataan dan pertahanan diri, serta hukum Afghanistan. Dia mengatakan kelas untuk polisi wanita terpisah dari laki-laki di pusat pelatihan 640 km sebelah barat ibukota Afghanistan Kabul.
"Melayani bangsa bukan hanya tugas laki-laki. Hal ini juga kewajiban kita (kaum wanita) untuk melayani negara. Kami bertekad untuk melakukannya," kata Zahra Mortazaie, peserta pelatihan lainnya.
(esn)