Pasca keracunan massal, siswa di India tolak makanan gratis
A
A
A
Sindonews.com – Sejumlah besar murid di India menolak makan siang gratis yang dibagikan di sekolah-sekolah di seluruh negara bagian Biihar, India timur, Kamis (18/7/2013). Penolakan ini terjadi, setelah 27 siswa yang berusia di bawah 12 tahun, meninggal karena keracunan makan siang gratis pada awal pekan ini.
"Saat ini, anak-anak sekolah menolak makan siang gratis yang dibagikan di sekolah negeri di Bihar. Pemerintah negara bagian telah menempatkan iklan di koran, yang isinya meminta kepala sekolah dan juru masak untuk mencicipi semua makanan sebelum disajikan kepada siswa,” kata seorang pejabat pemerintah daerah Bihar yang tak disebutkan namanya pada Xinhua.
Insiden mengerikan yang menyebabkan 27 anak tewas itu terjadi di Sekolah Dasar Navsrijit, di desa Masrakh, distrik Saran. Sebagai tanda protes, beberapa orangtua telah mengubur tubuh anak-anak mereka di depan sekolah. Secara total, ada sekita 100 anak yang mengkonsumsi makan siang beracun itu, di mana 50 di antaranya jatuh sakit.
"Jumlah korban tewas dapat naik, di mana puluhan anak yang jatuh sakit, saat ini masih berjuang untuk hidup di berbagai rumah sakit," kata pejabat itu. Menurutnya, pengejaran tengah dilakukan untuk menangkap kepala sekolah serta suaminya yang memasok bahan makanan.
Menteri Pendidikan India, Prashant Kumar Shahi mengatakan, bahwa jejak fosfor organik telah ditemukan dalam makanan yang disajikan kepada anak-anak itu. "Ini adalah kasus pidana keracunan," katanya kepada media di ibukota negara bagian Patna.
"Saat ini, anak-anak sekolah menolak makan siang gratis yang dibagikan di sekolah negeri di Bihar. Pemerintah negara bagian telah menempatkan iklan di koran, yang isinya meminta kepala sekolah dan juru masak untuk mencicipi semua makanan sebelum disajikan kepada siswa,” kata seorang pejabat pemerintah daerah Bihar yang tak disebutkan namanya pada Xinhua.
Insiden mengerikan yang menyebabkan 27 anak tewas itu terjadi di Sekolah Dasar Navsrijit, di desa Masrakh, distrik Saran. Sebagai tanda protes, beberapa orangtua telah mengubur tubuh anak-anak mereka di depan sekolah. Secara total, ada sekita 100 anak yang mengkonsumsi makan siang beracun itu, di mana 50 di antaranya jatuh sakit.
"Jumlah korban tewas dapat naik, di mana puluhan anak yang jatuh sakit, saat ini masih berjuang untuk hidup di berbagai rumah sakit," kata pejabat itu. Menurutnya, pengejaran tengah dilakukan untuk menangkap kepala sekolah serta suaminya yang memasok bahan makanan.
Menteri Pendidikan India, Prashant Kumar Shahi mengatakan, bahwa jejak fosfor organik telah ditemukan dalam makanan yang disajikan kepada anak-anak itu. "Ini adalah kasus pidana keracunan," katanya kepada media di ibukota negara bagian Patna.
(esn)