Jenderal Iran: AS harus membayar kejahatannya pada Teheran
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Kepala Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Massoud Jazayeri, mengatakan, Pemerintah AS telah melakukan kejahatan pidana terhadap Iran sejak revolusi Republik Islam 1979. Jazayeri dalam sebuah wawancara, Rabu kemarin, merinci berbagai kejahatan yang harus ditebus AS.
”AS berutang banyak kepada Iran dan tidak memiliki pilihan, mau tak mau harus membayar utangnya (kepada Iran),” katanya, dikutip Press TV, Kamis (18/7/2013).
Menurutnya, rekayasa Washington dalam perang Irak di era Saddam Husein, yang dipaksa melawan Iran selama delapan tahun melawan Iran pada 1988 adalah contoh kejahatan AS. Kemudian, lanjut Jazayeri, jatuhnya pesawat penumpang Iran, yang menewaskan 290 orang juga merupakan aksi kejahatan AS terhadap Iran.
”Setelah Revolusi Islam dan setelah pembentukan Republik Islam, ‘Setan Besar’ (AS) tidak akan melewatkan kesempatan untuk menyakiti negara kita, dan orang-orang kami tidak akan pernah melupakan masalah yang disebabkan oleh Gedung Putih,” ujar Jazayeri.
Sekelompok mantan pembuat kebijakan AS dan puluhan anggota parlemen telah meminta Presiden Barack Obama untuk mempertimbangkan diplomasi dengan Teheran setelah Hassan Rouhani dilantik menjadi presiden baru Iran awal Agustus nanti.
Dalam surat yang dikirim kepada Obama, mantan pembuat kebijakan, mengatakan terpilihnya Rouhani menjanjikan potensi besar bagi AS untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran. Surat itu diteken 29 mantan pejabat, termasuk mantan duta besar AS untuk PBB, Thomas Pickering.
”AS berutang banyak kepada Iran dan tidak memiliki pilihan, mau tak mau harus membayar utangnya (kepada Iran),” katanya, dikutip Press TV, Kamis (18/7/2013).
Menurutnya, rekayasa Washington dalam perang Irak di era Saddam Husein, yang dipaksa melawan Iran selama delapan tahun melawan Iran pada 1988 adalah contoh kejahatan AS. Kemudian, lanjut Jazayeri, jatuhnya pesawat penumpang Iran, yang menewaskan 290 orang juga merupakan aksi kejahatan AS terhadap Iran.
”Setelah Revolusi Islam dan setelah pembentukan Republik Islam, ‘Setan Besar’ (AS) tidak akan melewatkan kesempatan untuk menyakiti negara kita, dan orang-orang kami tidak akan pernah melupakan masalah yang disebabkan oleh Gedung Putih,” ujar Jazayeri.
Sekelompok mantan pembuat kebijakan AS dan puluhan anggota parlemen telah meminta Presiden Barack Obama untuk mempertimbangkan diplomasi dengan Teheran setelah Hassan Rouhani dilantik menjadi presiden baru Iran awal Agustus nanti.
Dalam surat yang dikirim kepada Obama, mantan pembuat kebijakan, mengatakan terpilihnya Rouhani menjanjikan potensi besar bagi AS untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran. Surat itu diteken 29 mantan pejabat, termasuk mantan duta besar AS untuk PBB, Thomas Pickering.
(esn)