3 warga Peru tewas terinfeksi flu babi
A
A
A
Sindonews.com - Seorang wanita berusia 38 menjadi warga Peru ke tiga yang tewas setelah terinfeksi virus H1N1 atau yang juga dikenal sebagai flu babi. Demikian diungkapkan oleh petugas kesehatan Peru, Selasa (16/7/2013).
"Kami mengkonfirmasi, bahwa hasil tes forensik menunjukkan wanita 38 tahun yang meninggal pada 8 Juli lalu, positif mengidap flu babi," ungkap Aldo Lamas. "Hasil uji forensik menunjukan, bahwa tingkat trombosit dalam tubuhnya sangat rendah. Sementara susunan struktur lemak dalam darah juga mengalami perubahan," terang Lamas.
Sebelum wanita 38 tahun itu, dua warga Peru lainnya juga dikonfirmasi meninggal setelah terinfeksi flu babi sepanjang Juli. Sejak mulai mewabah di Peru pada 2009 lalu, hingga saat ini tercatat sudah 50 orang tewas setelah terinfeksi penyakit ini.
Guna mencegah penyebaran penyakit ini, Pemerintah Peru melalui Kementerian Kesehatan Peru telah menyerukan warganya untuk melakukan vaksinasi, khususnya kepada anak-anak dan ibu hamil.
Flu babi merupakan penyakit musiman yang biasa mewabah saat musim dingin.
Wabah ini merebak untuk pertama kalinya pada 2009 lalu di Amerika Serikat, Meksiko dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dalam kurun 6 pekan. Pasien yang menderita flu babi biasanya menderita demam, batuk, sakit kepala, lemah, nyeri otot dan sendi, dan sakit tenggorokan.
Virus ini umumnya tidak mudah ditularkan dari babi ke manusia, namun mereka yang sering berinteraksi dengan babi, berpotensi tertular wabah ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, total kematian akibat flu babi di
seluruh dunia telah mencapai 18.500.
Namun, berdasarkan hasil sebuah penelitian yang diterbitkan pada Juni 2012 lalu, jumlah korban tewas akibat terinfeksi flu babi berjumlah sekitar 284.500 dan 579.000 orang.
"Kami mengkonfirmasi, bahwa hasil tes forensik menunjukkan wanita 38 tahun yang meninggal pada 8 Juli lalu, positif mengidap flu babi," ungkap Aldo Lamas. "Hasil uji forensik menunjukan, bahwa tingkat trombosit dalam tubuhnya sangat rendah. Sementara susunan struktur lemak dalam darah juga mengalami perubahan," terang Lamas.
Sebelum wanita 38 tahun itu, dua warga Peru lainnya juga dikonfirmasi meninggal setelah terinfeksi flu babi sepanjang Juli. Sejak mulai mewabah di Peru pada 2009 lalu, hingga saat ini tercatat sudah 50 orang tewas setelah terinfeksi penyakit ini.
Guna mencegah penyebaran penyakit ini, Pemerintah Peru melalui Kementerian Kesehatan Peru telah menyerukan warganya untuk melakukan vaksinasi, khususnya kepada anak-anak dan ibu hamil.
Flu babi merupakan penyakit musiman yang biasa mewabah saat musim dingin.
Wabah ini merebak untuk pertama kalinya pada 2009 lalu di Amerika Serikat, Meksiko dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dalam kurun 6 pekan. Pasien yang menderita flu babi biasanya menderita demam, batuk, sakit kepala, lemah, nyeri otot dan sendi, dan sakit tenggorokan.
Virus ini umumnya tidak mudah ditularkan dari babi ke manusia, namun mereka yang sering berinteraksi dengan babi, berpotensi tertular wabah ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, total kematian akibat flu babi di
seluruh dunia telah mencapai 18.500.
Namun, berdasarkan hasil sebuah penelitian yang diterbitkan pada Juni 2012 lalu, jumlah korban tewas akibat terinfeksi flu babi berjumlah sekitar 284.500 dan 579.000 orang.
(esn)