China beri Rp 161 juta untuk informasi perusuh Xinjiang
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah China pada Selasa (2/7/2013), mengumumkan, akan memberi hadiah hingga 100 ribu yuan (setara Rp 161 juta) untuk informasi yang mengarah pada perusuh yang beraksi di Xinjiang. Pengumuman berhadiah itu disampaikan pihak berwenang di Xinjiang.
Pengumuman berhadiah itu muncul, kurang dari seminggu setelah gerombolan perampok melancarkan serangkaian serangan di Kota Xinjiang, yang menewaskan 35 orang. Pemerintah China menyebut, pelakunya adalah preman yang terlibat kegiatan ekstremis agama.
”Hadiah itu, bagi mereka yang memberikan petunjuk dari kejahatan teroris kekerasan, dan yang memainkan peran penting dalam kejahatan itu,” tulis Pemerintah Daerah Xinjiang dalam situsnya.
Sebaliknya, bagi warga yang mengetahui informasi tentang keberadaan dan kegiatan para perusuh itu, akan berhadapan dengan hukum pidana.
Pemerintah China menuduh kelompok separatis Islam yang ingin mendirikan negara independen "Turkestan Timur" sebagai bagian dari kelompok perusuh itu. Sedangkan banyak warga Uighur di Xinjiang membenci apa yang mereka sebut sebagai penindasan kebudayaan, bahasa dan agama oleh Pemerintah China.
”Sekitar 100 warga Uighur telah pergi ke Suriah untuk berjuang bersama Pemberontak Suriah. Beberapa dari mereka kembali ke Xinjiang untuk melakukan serangan untuk mendukung ‘Turkestan Timur’,” tulis Global Times, surat kabar yang dikelola Pemerintah China.
Pengumuman berhadiah itu muncul, kurang dari seminggu setelah gerombolan perampok melancarkan serangkaian serangan di Kota Xinjiang, yang menewaskan 35 orang. Pemerintah China menyebut, pelakunya adalah preman yang terlibat kegiatan ekstremis agama.
”Hadiah itu, bagi mereka yang memberikan petunjuk dari kejahatan teroris kekerasan, dan yang memainkan peran penting dalam kejahatan itu,” tulis Pemerintah Daerah Xinjiang dalam situsnya.
Sebaliknya, bagi warga yang mengetahui informasi tentang keberadaan dan kegiatan para perusuh itu, akan berhadapan dengan hukum pidana.
Pemerintah China menuduh kelompok separatis Islam yang ingin mendirikan negara independen "Turkestan Timur" sebagai bagian dari kelompok perusuh itu. Sedangkan banyak warga Uighur di Xinjiang membenci apa yang mereka sebut sebagai penindasan kebudayaan, bahasa dan agama oleh Pemerintah China.
”Sekitar 100 warga Uighur telah pergi ke Suriah untuk berjuang bersama Pemberontak Suriah. Beberapa dari mereka kembali ke Xinjiang untuk melakukan serangan untuk mendukung ‘Turkestan Timur’,” tulis Global Times, surat kabar yang dikelola Pemerintah China.
(esn)