Meski dipimpin presiden moderat, Iran lanjutkan pengayaan uranium
A
A
A
Sindonews.com – Kepala Energi Nuklir Iran, Fereydoun Abbasi Davani Republik Islam Iran, pada Jumat (28/6/2013), mengatakan, program pengayaan uranium akan terus dilanjutkan. Menurutnya, hasil pemilihan presiden 14 juni lalu yang dimenangkan Rouhani (tokoh moderat), tidak akan mempengaruhi kelanjutan program nuklir Iran.
”Produksi bahan bakar nuklir akan dilanjutkan, sejalan dengan tujuan kita. Pengayaan terkait dengan produksi bahan bakar juga tidak akan berubah,” kata Davani, dikutip Reuters.
Berbicara melalui seorang penerjemah kepada wartawan, dalam konferensi energi nuklir Iran di St Petersburg, Rusia, ia mengatakan, Iran akan melanjutkan program nuklirnya, meski Barat ingin agar Iran menghentikannya.
Dia mengklaim, pengayaan uranium direncanakan untuk jaringan pembangkit listrik energi nuklir dan bahan bakar. Namun, ia tidak memungkiri, pengayaan uranium itu juga berpotensi untuk pengembangan bom nuklir seperti yang dikhawatirkan negara-negara Barat.
Sejumlah negara Barat sebelumnya menaruh harapan baru untuk sengketa nuklir Iran, setelah Hassan Rouhani, presiden baru Iran pengganti Mahmoud Ahmadinejad, telah berjanji untuk melakukan pendekatan kepada asing.
Rouhani yang pernah menjadi kepala perunding nuklir Iran tahun 2003-2005, mencapai kesepakatan dengan negara-negara Eropa, di mana Iran menangguhkan sementara kegiatan pengayaan uraniumnya.
”Produksi bahan bakar nuklir akan dilanjutkan, sejalan dengan tujuan kita. Pengayaan terkait dengan produksi bahan bakar juga tidak akan berubah,” kata Davani, dikutip Reuters.
Berbicara melalui seorang penerjemah kepada wartawan, dalam konferensi energi nuklir Iran di St Petersburg, Rusia, ia mengatakan, Iran akan melanjutkan program nuklirnya, meski Barat ingin agar Iran menghentikannya.
Dia mengklaim, pengayaan uranium direncanakan untuk jaringan pembangkit listrik energi nuklir dan bahan bakar. Namun, ia tidak memungkiri, pengayaan uranium itu juga berpotensi untuk pengembangan bom nuklir seperti yang dikhawatirkan negara-negara Barat.
Sejumlah negara Barat sebelumnya menaruh harapan baru untuk sengketa nuklir Iran, setelah Hassan Rouhani, presiden baru Iran pengganti Mahmoud Ahmadinejad, telah berjanji untuk melakukan pendekatan kepada asing.
Rouhani yang pernah menjadi kepala perunding nuklir Iran tahun 2003-2005, mencapai kesepakatan dengan negara-negara Eropa, di mana Iran menangguhkan sementara kegiatan pengayaan uraniumnya.
(esn)