Presiden Ekuador kecam tuduhan Washington Post soal Snowden
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Ekuador, Rafael Correa pada Rabu (26/6/2013), membantah dan mengecam, editorial di Washington Post yang mengkritik posisi pemerintahannya terhadap kasus whistleblower NSA, Edward Snowden,30.
Dikutip Xinhua, Kamis (27/6/2013), Correa mengecam tulisan media AS itu yang menyebutnya sebagai pemimpin otokratis kecil. Correa berkomentar melalui akun Twitter-nya untuk menanggapi editorial Washington Post edisi 24 Juni 2013.
Dalam editorial itu, Correa ditulis sebagai pemimpin otokratis kecil, dan Ekuador miskin. Media AS itu juga menyebut pemerintahannya membuat standar ganda dengan merangkul mantan karyawan CIA yang tengah diburu AS itu dalam melewati masalah hukum.
”Washington Post menuduh Ekuador berstandar ganda. Apakah Anda menyadari kekuatan pers internasional?," tanya Correa.
”Mereka telah berhasil memusatkan perhatian pada Snowden dan di negara-negara yang dianggap jahat yang mendukung dia. (Washington Post) membuat kita melupakan hal-hal yang mengerikan terhadap rakyat Amerika dan seluruh dunia,” lanjut Correa.
"Menyoroti standar ganda Ekuador dalam kasus Snowden,” demikian judul editorial Washington Post yang membuat geram Correa. Karena dianggap membantu Snowden, Correa dianggap sosok pengganti mendiang Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang dikenal anti-AS.
”Selama bertahun-tahun, Correa dikenal dituntut wartawan di negaranya sendiri, dan dia berupaya menghancurkan kebebasan pers. Tapi bulan ini dia mengalahkan dirinya sendiri, karena legislatif negara itu menyetujui hukum baru untuk media, sebagai kemunduran yang paling serius bagi kebebasan pers dan ekspresi dalam sejarah Amerika Latin,” tulis Washington Post dalam artikelnya.
Editorial itu juga menulis soal Snowden dan wartawan. ”Pembocoran dilakukan Snowden dilakukan di Ekuador, bukan hanya dia tetapi juga ada wartawan yang menerima informasi itu, akan dikenakan sanksi keuangan langsung, diikuti dengan penuntutan,” tulis media AS tersebut.
Correa sebelumnya, mengatakan bahwa pemerintahannya akan menganalisis permintaan suaka Snowden.
Dikutip Xinhua, Kamis (27/6/2013), Correa mengecam tulisan media AS itu yang menyebutnya sebagai pemimpin otokratis kecil. Correa berkomentar melalui akun Twitter-nya untuk menanggapi editorial Washington Post edisi 24 Juni 2013.
Dalam editorial itu, Correa ditulis sebagai pemimpin otokratis kecil, dan Ekuador miskin. Media AS itu juga menyebut pemerintahannya membuat standar ganda dengan merangkul mantan karyawan CIA yang tengah diburu AS itu dalam melewati masalah hukum.
”Washington Post menuduh Ekuador berstandar ganda. Apakah Anda menyadari kekuatan pers internasional?," tanya Correa.
”Mereka telah berhasil memusatkan perhatian pada Snowden dan di negara-negara yang dianggap jahat yang mendukung dia. (Washington Post) membuat kita melupakan hal-hal yang mengerikan terhadap rakyat Amerika dan seluruh dunia,” lanjut Correa.
"Menyoroti standar ganda Ekuador dalam kasus Snowden,” demikian judul editorial Washington Post yang membuat geram Correa. Karena dianggap membantu Snowden, Correa dianggap sosok pengganti mendiang Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang dikenal anti-AS.
”Selama bertahun-tahun, Correa dikenal dituntut wartawan di negaranya sendiri, dan dia berupaya menghancurkan kebebasan pers. Tapi bulan ini dia mengalahkan dirinya sendiri, karena legislatif negara itu menyetujui hukum baru untuk media, sebagai kemunduran yang paling serius bagi kebebasan pers dan ekspresi dalam sejarah Amerika Latin,” tulis Washington Post dalam artikelnya.
Editorial itu juga menulis soal Snowden dan wartawan. ”Pembocoran dilakukan Snowden dilakukan di Ekuador, bukan hanya dia tetapi juga ada wartawan yang menerima informasi itu, akan dikenakan sanksi keuangan langsung, diikuti dengan penuntutan,” tulis media AS tersebut.
Correa sebelumnya, mengatakan bahwa pemerintahannya akan menganalisis permintaan suaka Snowden.
(esn)