Ketegangan mencair, Korut-Korsel buka hotline

Jum'at, 07 Juni 2013 - 17:12 WIB
Ketegangan mencair, Korut-Korsel buka hotline
Ketegangan mencair, Korut-Korsel buka hotline
A A A
Sindonews.com - Korea Utara (Korut) pada Jumat (7/6/2013), resmi membuka kembali hotline dengan Korea Selatan (Korsel). Sikap lunak Korut itu sebagai respons rencana pembicaraan kedua negara itu pada akhir pekan nanti.

Pembicaraan pada akhir pekan nanti, bertujuan untuk memperbaiki hubungan dua negara di Semenanjung Korea yang memburuk selama berbulan-bulan akibat ancaman perang nuklir.

Kedua Korea secara tak terduga mencapai kesepakatan berdialog pada Kamis lalu. Korut pun merespon positif tawaran Korsel untuk bertemu di Seoul pada 12 Juni. Seorang juru bicara Komite Pyongyang untuk Reunifikasi Damai Korea (CPRK) menyarankan, pembicaraan dilakukan pada awal pekan di zona industri Kaesong.

Pihak kementerian Unifikasi Korsel setuju membuka kembali hotline dengan Korut, dengan syarat ada gencatan senjata di perbatasan Panmunjom.

Jaringan telepon yang dibuka kembali melalui Panmunjom telah lama menjadi sumber penting komunikasi kedua pemerintah di tengah hubungan yang tidak menentu.

Pakar Korut di Korea University di Seoul, Yoo Ho-yeol, mengatakan sikap lunak Korut itu menjadi kejutan, karena berani memulai dialog untuk masa depan. ”Meski pada akhirnya akan menyertakan Amerika Serikat,” katanya.

Namun juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, menegaskan bahwa Korea Utara harus menunjukkan beberapa komitmen untuk meninggalkan program senjata nuklirnya sebelum melibatkan AS dalam pembicaraan dua Korea itu.

”Masih ada sejumlah langkah, bahwa Korea Utara perlu mengambil, termasuk mematuhi kewajiban internasional mereka, jika diskusi ingin lebih lanjut,” kata Psaki pada wartawan.

Wakil presiden asosiasi yang mewakili 123 perusahaan Korea Selatan yang didirikan pada Kaesong, Ok Sung-Seok, menyambut upaya dialog yang menjauhkan dua Korea dalam
konfrontasi itu.

”Kami telah putus asa selama 60 hari terakhir,” ujar Sung-Seok. ”Yang paling penting adalah bagaimana memberikan jaminan bahwa tidak akan ada gangguan di masa depan.”
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6541 seconds (0.1#10.140)