Menteri Pertahanan NATO fokus pada keamanan dunia maya
Menteri Pertahanan NATO fokus pada keamanan dunia maya
A
A
A
Sindonews.com – Para menteri pertahanan NATO menggelar sidang pada Selasa (4/6/2013), untuk mengangkat masalah keamanan dunia maya sebagai masalah pertahanan kolektif di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap ancaman serangan cyber.
"Kami akan berdiskusi soal pertahanan cyber. Saya percaya kami bisa berbuat lebih banyak untuk membantu sekutu individu, jika mereka diserang. Itu akan menunjukkan solidaritas NATO," kata Sekjen NATO, Ander Fogh Rasmussen, seperti dikutip dari Xinhua.
Pada 2007 silam, jaringan internet salah satu anggota NATO, Estonia, mengalami serangan besar-besaran. Hal ini mendorong NATO untuk mendirikan pusat pertahanan cyber, satu tahun kemudian di Tallin. Pada 2011, NATO menyetujui revisi kebijakan pertahanan dunia maya dan rencana aksi untuk memperkuat pertahanan cyber.
Namun, menurut artikel Rasmussen yang diterbitkan oleh The Wall Street Journal pada akhir pekan lalu, pertahanan cyber masih menjadi urusan masing-masing negara dan peran NATO sebagian besar terbatas untuk melindungi jaringan internal.
"Tapi, mengingat ancaman yang terus berkembang, NATO harus siap untuk mempertimbangkan peningkatan peran. NATO melindungi anggotanya selama zaman Tembok Berlin. Kita harus siap untuk melindungi mereka untuk serangan cyber,” katanya.
"Kami akan berdiskusi soal pertahanan cyber. Saya percaya kami bisa berbuat lebih banyak untuk membantu sekutu individu, jika mereka diserang. Itu akan menunjukkan solidaritas NATO," kata Sekjen NATO, Ander Fogh Rasmussen, seperti dikutip dari Xinhua.
Pada 2007 silam, jaringan internet salah satu anggota NATO, Estonia, mengalami serangan besar-besaran. Hal ini mendorong NATO untuk mendirikan pusat pertahanan cyber, satu tahun kemudian di Tallin. Pada 2011, NATO menyetujui revisi kebijakan pertahanan dunia maya dan rencana aksi untuk memperkuat pertahanan cyber.
Namun, menurut artikel Rasmussen yang diterbitkan oleh The Wall Street Journal pada akhir pekan lalu, pertahanan cyber masih menjadi urusan masing-masing negara dan peran NATO sebagian besar terbatas untuk melindungi jaringan internal.
"Tapi, mengingat ancaman yang terus berkembang, NATO harus siap untuk mempertimbangkan peningkatan peran. NATO melindungi anggotanya selama zaman Tembok Berlin. Kita harus siap untuk melindungi mereka untuk serangan cyber,” katanya.
(esn)
Explore More